Mohon tunggu...
Felisha FaradilaPutri
Felisha FaradilaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi ULM 2021

Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Universitas Lambung Mangkurat 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Geopolitik Atas COVID-19

6 November 2021   12:02 Diperbarui: 6 November 2021   12:06 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tantangan-tantangan dalam mensejahterkan rakyat terus dan akan selalu ada dalam masyarakat, bentukan ancaman dan tantangan berbagai macam hadir didatangkan bisa berupa militer maupun non-militer, ancaman non-militer ini tentu saja mengancam kestrataan negara khususnya di posisi 'Geopolitik'. seperti contohnya pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 jika dilihat secara ancaman politik adalah bentuk tantangan berupa non-militer. Dengan kekuatan biologis, covid-19 mampu membuat sebuah virus menjadi wabah atau pandemic yang mengancam kestrataan dan kesejahteraan manusia. Ancaman non-militer ini sering disebut dengan sebutan 'Perang Asimetris'.

Geopilitik dan Perang Asimeteris

Geopolitik sendiri adalah merupakan disiplin ilmu tentang pengaruh faktor geografis sebuah negara terhadap ketatanegaraanya dan menentukan kebijakan dalam bangsa secara politik untuk mengatur ketatanegaraan sebuah negara. Geopolitik di nusantara adalah kajian atas pembuatan strategi dalam menyusun kebijakan dengan memanfaatkan keadaan geografis nusantara sebagai penentuan apa yang harus dilaksanakan dan menciptakan ketatanegaraan, ketahanan negara, dan kepentingan sesuai dengan karakter, ideologi, sejarah lahirnya bangsa, serta cita-cita bangsa sesuai dengan aspirasinya.

Kemudian apa yang dimaksud dengan perang asimetris tersebut adalah, sebuah perang dimana perang tersebut mengancam sebuah lawan dalam kekurangan mereka untuk meraup keuntungan dari kelebihan lawan miliki, dimana lawan tersebut tidak imbang dan tidak sama dalam kestrataan, tujuan, maupun lainnya dengan cara membelokkan sistem sebuah negara sesuai kepentingan kolonialisme, melemahkan SDA negara, serta menekan lawan untuk menciptakan ketergantungan terhadap lawan. 

Seperti contohnya Perang asimetris merupakan perang yang tidak mengacam lewat kekuatan fisik, melainan menggunakan ide-ide secara non-militer dan mempengaruhi politik negara agar pro-asing secara modern untuk menanamkan pemikiran baru yang bertolak belakang dengan ideologi, ataupun budaya bangsa.

Pandemi COVID-19 dan Geopolitik

Memang COVID-19 adalah sebuah wabah yang tidak diinginkan oleh semua orang, secara umum kita hanya melihat bahwa ini sebuah musibah, ancaman secara biologis bagi umat manusia. Namun, kita perlu tau bahwa dari beberapa sisi dan presfektif, pandemi ini bukanlah hanya sebuah wabah melainkan sebuah ancaman terhadap bangsa. Kita tau bahwasanya, pandemic ini memasuki dan mengancam berbagai umat manusia maupun bangsa secara cepat, dalam kurun waktu setahun wabah ini menyerbar sangat luas hingga sekarang. 

Faktanya menurut data dari WHO pada tanggal 1 November 2021, telah terjadi kasus positif virus sebesar 14 juta kasus yang terdampak pandemi. Melihat dari hal tersebut pastinya dalam kurun waktu hampir 2 tahun pandemic ini, ancaman terhadap kestrataan negara terganggu dikarenakan tingginya angka dampak dari pandami terhadap ekonomi.

Pada tahun 2020 ketika kasus COVID-19 melambung di Indonesia dan terjadi pandemic,  pemerintah mengeluarkan kebijakan nasional untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pembatasan tersebut dilaksanakan atas persetujuan Kementrian Kesehatan. Pada kejadian tersebut kita bisa melihat susahnya keadaan ekonomi, berita PHK bertebaran dimana-mana kemudian, pemerintahan terlihat kesusahan dalam menanggapi pandemi dikarenakan oknum-oknum tertentu sebagai penghambat kebrlangsungan Bantuan Sosial (BANSOS) bagi masyrakat kurang mampu, serta melemahnya kebersatuan dikarenakan kepemimpinan yang mementingkan rasa individualis, serta pencarian keuntungan diatas penderitaan rakyat susah. 

Dikarenakan hal tersebut banyak kebijakan-kebijakan diubah secara paksa, sebagian tanpa melihat keadaan ideologi, serta budaya bangsa atas nama prioritas semua. Kita bisa melihat secara skala kecil, politik-politik di Indonesia mengubah kebijakan mengarah pro-asing dikarenakan paksaan keadaan. Timbulnya kepanikan massal mempengaruhi stabilitas ekonomi dan politik berbagai negara. Dari ulasan diatas tersebut kita bisa menyadari bahwa bentuk ancaman non-militer yaitu perang asimetris bisa berupa berkekuatan biologis. 

Itulah ulasan secara singkat terhadap dampak dari posisis Geopolitik terhdap pandemi COVID-19 di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun