Mohon tunggu...
Felinna Kharissatun
Felinna Kharissatun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNISNU jepara'17

Mahasiswa UNISNU Jepara Prodi PGSD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Budaya Literasi pada Anak Sekolah Dasar

18 Desember 2020   16:37 Diperbarui: 19 Desember 2020   19:05 3151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa yang kalian ketahui tentang literasi??? Literasi merupakan salah satu aspek penting yang harus diterapkan di sekolah dasar. Melalui kegiatan literasi membaca siswa akan terbiasa membaca dan menambah informasi siswa. Kegiatan literasi juga mempunyai manfaat untuk memupuk minat dan bakat dalam diri peserta didik sejak usia dini. Literasi merupakan salah satu aktifitas penting  dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kemampuan peserta didik untuk memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif (Kemendikbud: 2010).

Lalu apa pentingnya penanaman literasi pada Sekolah Dasar???? Literasi sangat penting ditanamkan pada Sekolah Dasara, karena berliterasi sangat mendukung keberhasilan seseorang dalam menangani berbagai persoalan. Melalui kemampuan literasi, seseorang tidak saja memperoleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa mendokumentasikan sepenggal pengalaman yang menjadi rujukan di masa yang akan datang. Budaya literasi mempunyai banyak manfaat diantaranya yaitu menambah kosa kata, mengoptimalkan kerja otak, menambah wawasan dan informasi baru, meningkatkan kemampuan interpersonal, mempertajam diri dalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang dibaca, mengembangkan kemampuan verbal, melatih kemampuan berfikir dan menganalisa, meningkatkan fokus dan konsentrasi seseorang, melatih dalam hal menulis dan merangkai kata-kata yang bermakna.

Ada beberapa program pendukung literasi yang bisa diterapkan di Sekolah Dasar, diantaranya yaitu mbaca 15 menit saat pembelajaran belum dimulai, sehingga minat membaca dan keterampilan membaca siswa meningkat dan menguasai secara lebih baik berbagai pengetahuan (Retnaningdiyah dkk, 2016: ii), pojok baca kelas dengan mewajibkan siswa membawa buku nonpelajaran disetiap tahunnya untuk disumbangkan di sekolah, seminggu sekali siswa dibebaskan untuk membuat puisi, cerpen, membuat opini dari buku yang dibaca, setelah itu siswa diwajibkan untuk bercerita di depan kelas, meningkatkan kemampuan membaca siswa bisa dengan mengadakan kunjungan ke perpustakaan daerah. Siswa akan sangat antusias dalam mencari buku bacaan seperti cerita dongeng, cerpen, novel, puisi, maupun berita terkini yang mereka cari di perpustakaan sekolah tidak ada, posterisasi yang berisi tulisan tentang motivasi atau tata tertib yang berlaku di sekolah, dan pohon literasi yang berisi rangkuman dari yang dibaca siswa.

Pasca pandemi covid-19 kegiatan belajar tatap muka diberhentikan diganti dengan pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sehingga kegiaan literasi secara langsung disekolah terhenti namun pendidik disini mencoba membangun Gerakan Literasi secara daring/digital. Dengan literasi digital kendala-kendala seperti tidak adanya buku bacaan untuk peserta didik dapat teratasi. Peran literasi digital dalam pembelajaran daring sebelum pandemi covid-19 yang menjadikan pembelajaran dilakukan secara daring, literasi membaca dengan menggunkaan teknologi digital telah diprediksi menjadi kunci dan pondasi penting dalam bidang pendidikan pada masa depan.

Kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak akan meningkatkan keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat sehingga membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik. Langkah-langkah yang bisa dilakukan pihak sekolah atau madrasah untuk membangun budaya literasi membaca yaitu : Pertama, untuk madrasah dengan program full day school bisa dilakukan dengan menumbuhkan kenyamanan pada diri peserta didik baru ketika di madrasah sehingga mereka merasa madrasah sebagai rumah belajar kedua bagi setiap peserta didik. Kedua, membangun budaya kolaborasi dan koperatif melalui permainan dalam pembelajaran sehingga tumbuh sikap saling kerjasama dan menyayangi antar peserta didik dalam satu kelas maupun antar peserta didik dengan jenjang berbeda. Seperti diskusi maupun pembelajaran perkelompok. Ketiga, membiasakan 5-15 menit membaca sebelum proses pembelajaran di mulai. Selanjutnya akan diarahkan untuk memahami dan menuangkan hasil bacaan peserta didik kedalam sebuah karya melalui cerita pendek, komik atau cerita fiksi lainnya. Terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah membangun komunikasi dengan orang tua untuk mendampingi putra-putri mereka membaca di rumah. Keempat, memotivasi anak untuk membaca agar tumbuh kesadaran dalam diri mereka, misalnya melalui nyanyian-nyanyian yang merangsang keinginan mereka untuk membaca buku. Kelima, membuat gerakan one child one book, setiap anak harus mempunyai satu buku sesuai tingkatan usia mereka. Untuk gerakan ini pihak sekolah ataumadrasah bisa berkomunikasi dengan orang tua peserta didik agar ikut andil dalam menyiapkan anak mereka, terutama dalam hal bacaan (Ki Hadjar Dewantara, 1977 dalam (Rohman : 2017)).

Daftar Pustaka :

Rohman, Syaifur. 2017. Membangun Budaya Membaca Pada Anak Melalui Program Gerakan Literasi Sekolah. Purbolinggo : Dosen Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah  Institut Ilmu Keislaman Zainal Hasan.

Kemendikbud. (2010). Pedoman pembinaan akhlak mulia siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah dasar. Jakarta: Dirjen Manajemen pendidikan Dasar dan Menengah.

Retnaningdiyah, P., Laksono, K., Mujiyem, Ninik, P.S., Sulastri, Umi, S.H. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun