BAB 1 PENDAHULUAN
Diskriminasi dan Rasisme masih banyak kita temukan diberbagai kalangan dan lingkungan kita sekitar. Diskriminasi adalah pikiran atau konsep tentang cara pandang seseorang atau suatu golongan mengenai perbedaan suku, budaya, warna kulit, status sosial hingga agama. Cara pandang diskriminasi tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan disebabkan oleh sesuatu hal yang lagi berkembang di masyarakat sekitar. Selain itu diskriminasi juga muncul akibat kurangnya berkembang pengetahuan seseorang atau suatu kelompok tersebut, karena seseorang atau sekelompok tersebut lebih memilih untuk meyakini dari apa yang mereka ketahui. Sehingga dari cara pandang tersebut, maka muncul sikap atau perilaku rasisme terhadap orang lain.
Rasisme adalah pandangan psikosial tentang identitas primer yang diopresi sebagai siasat hirarki kelompok sosial dan berdampak pada perilaku manusia kepada orang lain. Rasisme yang diekspresikan bukan dalam sikap rasis yang diakui, melainkan dalam moral dan simbolik yang membuat kelompok ras tersebut membenarkan ketidaksetaraan ras yang ada. Perbedaan berdasarkan warna kulit memicu lahirnya gerakan-gerakan yang mengunggulkan rasnya sendiri-sendiri, maka dari itu timbullah rasa yang lebih unggul untuk menindas ras yang dianggap lebih rendah.
Ketidaksetaraan ras, mulai dari hinaan dan stereotipe terhadap warna kulit dan bentuk fisik, diskriminasi di sekolah, maupun di tempat kerja dan di lingkungan sekitar, banyak orang di seluruh dunia didiskriminasi hanya karena warna kulitnya. Pemikiran rasis bisa membuat seseorang punya prasangka buruk terhadap orang yang terdiskriminasi. Secara tidak sengaja, rasisme juga menyebabkan kesenjangan antar pendidik dan pekerja satu sama lain, contohnya seseorang yang memiliki anggota ras berstatus rendah harus dibatasi pada suatu pendidikan atau pekerjaan yang berstatus rendah juga, sementara seseorang yang memiliki ras dominan dapat memiliki pendidikan atau pekerjaan yang berstatus tinggi. Selain itu juga, seseorang yang memiliki ras dominan dapat memiliki kekuasaan di bidang politik.
Ketidaksetaraan ras juga dapat disebabkan oleh pikiran, perasaan, dan tindakan dari dalam diri kita sendiri, sehingga dari pikiran, perasaan, dan tindakan tersebut dapat membuat seseorang memiliki prasangka buruk terhadap ras tertentu. Perlu diketahui juga prasangka buruk tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap orang lain atau suatu kelompok lain. Maka dari itu kita harus lebih mengetahui cara menaggulangi dari tindakan diskriminasi dan rasisme dari beberapa persepsi, yaitu psikologi, sosiologi, religius dan yang terakhir adalah politik. Dengan begituh kita dapat mencegah tindakan-tindakan diskriminasi dan rasisme di lingkungan kita sehari-hari.
BAB 2 PEMBAHASAN
Diskriminasi dan Rasisme muncul akibat beberapa persepsi, yaitu psikologi. sosiologi, religius, dan politik. Psikologi adalah ide dan kepercayaan yang salah membentuk prasangka buruk, prasangka buruk kemudian menghasilkan perilaku negatif, yaitu diskriminasi. Prasangka buruk hadir untuk meningkatkan citra diri dari seseorang yang individual atau suatu kelompok, sehingga individua tau suatu kelompok tersebut memandang rendah kelompok orang lain secara emosional dan akan menghasilkan prasangka bahwa ia lebih baik dari orang atau suatu kelompok yang lain.
Ketika suatu individua atau kelompok tersebut merasa jauh lebih baik dari kelompok yang lain, maka secara tidak langsung ia akan memiliki persepsi bahwa ia berhak untuk memimpin atau mendominasi dari orang atau kelompok lain. Jadi tindakan diskriminasi dan rasisme adalah hasil yang sudah terbentuk sejak lama dalam proses pembentukan karakter, seperti sosiologi yang mempelajari dalam diri sendiri sejak kecil dan melekat secara tidak sadar dalam diri sendiri.
Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari setiap kehidupan masyarakat atau standarisasi masyarakat. Ruang lingkup sosiologi terdiri dari peran dan kedudukan sosial individu dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat, perilaku anggota masyarakat dalam melakukan interaksi sosial dan didasari oleh nilai-nilai norma, masyarakat dan kebudayaan daerahnya sebagai submasyarakat nasional Indonesia, dan yang terakhir perubahan dan masalah-masalah sosial budaya yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang berlangsung secara terus menerus.
4 hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal, salah satunya faktor religius/keyakinan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan sikap diskriminasi dan rasisme terhadap orang lain atau suatu kelompok lain yang ada di lingkungan sekitar.
Religius adalah sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap ajaran agama yang dianutnya. Religius, rasisme, dan diskriminasi merupakan suatu kesatuan yang sangat kuat, tetapi religius memiliki ajaran pokok yang sejalan dengan konsep keadilan, namun diskriminasi dan rasisme sangat bertentangan dengannya. Agama memiliki tanggung jawab kepada para pengikutnya, kewajiban terhadap Tuhan dan kewajiban terhadap ciptaan Tuhan yang berdasarkan kepada prinsip-prinsip keadilan.