Mohon tunggu...
Feliks Jerych
Feliks Jerych Mohon Tunggu... -

Takkan kusimpan yang bisa kulakukann, selama itu dibutuhkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Aku Juga Ingin Melihat Keindahan Hari Esok

29 April 2015   11:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_413537" align="aligncenter" width="300" caption="Hidup yang berakhir tragis"][/caption]

Jangan tutup mata saya, saya ingin melihat dunia untuk terakhir kalinya. Ucap salah satu terpidana mati menjelang eksekusi.
Bagaimana perasaan anda ketika mendengar kalimat di atas??

Apapun perasaan anda, itu adalah tergantung anda sendiri. Tapi bagi saya, itu merupakan kata-kata yang dalam yang sulit untuk bisa saya jelaskan juga merupakan kalimat yang tak mau saya dengarkan di dunia ini. Jujur saya tidak mampu melangkah mendengar kalimat itu, rasanya seluruh tubuh saya nyeri. Saya membayangkan betapa besar harapannya untuk tetap bisa menikmati indahnya dunia ini. Betapa ia mencintai kehidupan yang datangnya hanya sekali saja.

Mungkin anda berpikir bahwa kalau mau menikmati dunia tentu diimbangi dengan melakukan hal-hal yang benar. Iya saya sependapat, tetapi sebagai pertimbangan anda juga yang menjadi yang pertimbangan saya pribadi adalah apakah kita tidak pernah melakukan kesalahan, sudah pantaskah kita dicap sebagai orang benar? menurut saya ini sesuatu yang sulit untuk dipertanggung jawabkan. Selama kita berjenis manusia tentu kita tidak pernah luput dari yang namanya kesalahan hanya saja porsinya yang berbeda. Ada yang melakukan kesalahan kecil, sedang dan besar. Dari berbagai macam porsi kesalahan tersebut tinggal saja bagaimana seharusnya kita menindaklanjutinya, apa yang harus kita lakukan agar nilai kemanusiaannya tidak hilang. Dalam hal ini jika dipikirkan secara manusiawi, masih ada beribu cara yang selalu siap dan setia menanti kita untuk dijadikan pilihan.

Namun semuanya sudah berlalu, dan kita telah sepakat untuk memilih cara yang kejam. Kita telah mengabaikan rasa kemanusiaan yang sering dipraktikan oleh sang pembunuh berdarah dingin dan mungkin juga kita lebih kejam dari mereka.

Banyak orang yang beranggapan bahwa binatang lebih kejam dari manusia. Untuk saat ini saya meragukan pendapat itu. Saya mengatakan ini bukan tanpa alasan, memang pada umumnya binatang itu kejam tetapi tidak semua sama halnya dengan manusia juga. Manusia memiliki rasa kemanusiaan tetapi tidak semua.

Beberapa hari yg lalu, saya menonton video di youtube.
Sebuah video yg mengharukan, dimana seekor gajah dewasa tengah bersusah payah menyelamatkan seekor gajah muda yg terjebak dlm sebuah sumur tua.
Setelah melihat video tersebut sy merasa malu, karena dia berhasil mengajarkan hal yg luar biasa kepada manusia.
Dia telah mmberikan contoh nyata arti saling menolong dan saling menyelamatkan, yg seharusnya sudah menjadi kekhasan manusia atau yg biasa disebut manusiawi.
Ditengah kesibukan manusia mencari kesalahan atau bahkan membunuh manusia lain, Gajah justru mengajarkan manusia tentang rasa kemanusiaan yg sebenarnya.


Dia (gajah) tak mempermasalahkan kesalahan dan masa lalu, untuk melakukan tugas mulianya itu, karene dia tahu betul bahwa hidup adalah pemberian, kesempatannya hanya sekali dan akan selalu begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun