Tentu tidak perlu diatur secara formal dalam kurikulum, tetapi lebih pada kreatifitas guru dalam menyajikan pembelajaran. Namun sebagai harapan sekaligus tindakan penyelamatan terhadap kekayaan permainan tradisianal, maka hal ini perlu ditegaskan dalam kurikulum. Sehingga dalam hal ini sangat penting bagi guru untuk bersosialisasi dengan masyarakat demi mengenal permainan-permainan yang biasa dan sering dimainkan oleh anak-anak.
Misalnya dalam pendidikan jasmani, didahulukan memberikan kesempatan kapada anak didik untuk memainkan permainan tradisional, dalam mata pelajaran PKN memberikan kesempatan kepada siswa untuk memainkan permainan tradisional yang menekankan nilai gotong royong, cinta sesama, disiplin, dan tolerasi, dalam mata pelajaran agama dengan didahulukan memperkanalkan siswa memainkan permainan tradisional dalam pembentukan karakter.
Kunjungi: Rojoklodok.comÂ
Potensi lokal akan tetap ada selain didokumentasikan dalam bentuk buku, tetapi juga kreatifitas guru dalam mengajar sangat dibutuhkan. Tindakan ini tidak hanya menyelamatkan potensi lokal Indonesia, tetapi juga menanamkan nilai kerakter dan wawasan kebangsaan anak didik, sehingga guru "tidak hanya menfokuskan perhatiannya pada bagaimana memutuskan apa yang harus dipelajari anak-anak dan bagimana anak-anak berpikir, tetapi yang menjadi prioritas dalam mengajar anak-anak adalah bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berpikir" (Rose.C dan Malcom J.N, 2015:13).(Feliks Hatam) *
Artikel ini, telah dipublikasikan pada Laman http://www.floredpost.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H