Mohon tunggu...
Feliks Janggu
Feliks Janggu Mohon Tunggu... Freelancer - Warga biasa di Kota yang ditata sangat luar biasa, Labuan Bajo

Anak asli Mabar nTt

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Buruk

30 Januari 2019   15:34 Diperbarui: 30 Januari 2019   15:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kau ini siapa?," bentakku. Tetapi semakin kuat kedua tanganku mencekram-cekik lehernya, semakin bocah itu tertawa. Si dukun mengawasi dengan tertawa.

Aku mengabaikan ocehan si dukun, dan tetap fokus pada mata bocah itu sementara genggaman kedua tanganku tidak lepas dari lehernya.

Aku sadar, seseorang lain menatapiku tajam dari jendela kedua bola mata anak itu. Batinku berteriak, anakku dalam bahaya. Aku harus mencekik lehernya semakin kuat. 

Aku yakin, jiwa lain yang mendiami tubuh anak itu akan segera pergi hanya dengan mencekik lehernya dengan sekuat tenaga. Namun kekhawatiran lain muncul, jiwa itu akan kembali memperdayai rahim-rahim yang lain. (bagian 1-bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun