Persepsi merupakan sebuah proses menerima, mengidentifikasi, memaknai tentang pesan-pesan yang kita terima dalam lingkungan sosial ataupun budaya menggunakan indera kita (Samovar, 2017).Â
Cara kita memahami dunia adalah persepsi yang terlahir dan terbentuk dari lingkunagn, budaya, masyarakat dan keluarga kita. Persepsi yang kita miliki akan membentuk perilaku dan pengambilan keputusan kita dalam menjalani kehidupan kita. Â Â
Persepsi jawa dalam menjalani hidup ada 5 hal yang fundamental, yatu:Â
1). Rila (rela)Â
Yang artinya adalah berhubungan dengan keikhlasan dan mau menyerahkan segala miliknya, kekuasaan, dan seluruh hasil karyanya kembali ke hadapan tuhan yang maha esa (Musman, 2018).
Orang jawa memandang bahwa semua pencapaianya di dunia adalah hasil dari kebesaran tuhan yang maha esa maka dari itu orang jawa tidak takut untuk kehilangan semuanya itu jika tuhan yang maha esa memang berkehendak.
Tetapi perlu di ingat disini bukan berarti persepsi orang jawa adalah patah semangat atau tidak mau berjuang tetapi lebih bagaimana orang jawa ikhlas berbuat sesuatu tanpa takut kehilangan hal-hal duniawi yang dicapainya melalui kerja keras.
2). Narima (menerima) Â
Yang artinya adalah tidak mengambil hak orang lain dan tidak iri akan keberhasilan orang lain (Musman, 2018). Orang yang narima berarti orang yang memiliki rasa syukur dalam menjalani hidup, walaupun orang sekitarnya berhasil orang jawa tidak merasa iri bahkan justru orang jawa ikut senang karena ia tau bahwa jalan hidup orang berbeda-beda dan jatah yang diberikan tuhan pasti dalam bentuk yang berbeda-beda. Segala yang sudah menjadi tanggung jawab orang jawa pasti akan dikerjakan dengan sepenuh hati.Â
3). TemenÂ
Yang artinya adalah menepati apa yang sudah diucapkan baik dalam perkataan maupun dalam hati (Musman, 2018). Orang jawa adalah orang yang setia dengan perkataanya bahkan perkataan dalam hatinya akan dilaksanakannya jika sudah membuat sebuah tekad atau janji kepada dirinya maupun kepada orang lain.