Mohon tunggu...
feliciatandiono
feliciatandiono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Merupakan mahasiswa semester 1 jurusan Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksin Leptospirosis: Mencegah adalah Misi Kita

6 Januari 2025   07:47 Diperbarui: 6 Januari 2025   07:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan hewan sekitar Anda, termasuk anabul kesayangan, menjadi kunci utama kesehatan manusia pula

Hewan adalah salah satu makhluk hidup yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Selain berperan sebagai sumber makanan, hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai transportasi, bahkan sebagai media hiburan yang akrab kita jumpai setiap harinya. Ikan dan hewan laut, unggas, sapi, hingga kambing, tergolong sebagai hewan yang paling sering dikonsumsi di Indonesia. Namun apalah jadinya jika pemahaman masyarakat mengenai kesehatan hewan tidak diperhatikan dengan baik?

Tercatat sebanyak 124 kasus Leptospirosis pada tahun 2024 di Jawa Tengah. Sebanyak 23 orang telah meninggal dunia akibat insiden kasus Leptospirosis ini. Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira yang ditularkan ke manusia melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Di Indonesia sendiri, tikus got (Rattus Norvegicus) dan tikus kebun (Rattus exulans) menjadi hewan dengan penyebaran utama bakteri Leptospirosis. Alasan utama tikus menjadi reservoir penyebaran utama adalah karena daya reproduksinya yang tinggi serta bertindak sebagai inang alami. 

Tikus got dan tikus kebun adalah penyebaran utama bakteri Leptospirosis yang berbahaya bagi manusia
Tikus got dan tikus kebun adalah penyebaran utama bakteri Leptospirosis yang berbahaya bagi manusia

Bakteri Leptospira umumnya hidup di ginjal hewan yang terinfeksi dan di daerah yang lembab atau basah. Bakteri ini tampak seolah-olah berkamuflase dalam ginjal hewan karena tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali pada hewan yang menjadi rumahnya. Optimalnya, bakteri ini tumbuh pada suhu 28-30 Celcius dengan pH netral atau sedikit basa (pH 7-8) dengan ketahanan selama beberapa bulan atau tahun di air atau tanah. Oleh karena lingkungan tumbuhnya yang lembab, bakteri ini seringkali muncul dan menyerang warga pada saat musim hujan.

Penyakit ini muncul dengan gejala khas berupa nyeri pada betis dengan masa inkubasi selama kurang lebih 5-14 hari. Selain itu, gejala Leptospirosis yang dialami manusia juga mirip dengan gejala demam berdarah, seperti demam menggigil lebih dari 38,5Celcius, muntah, hilangnya nafsu makan, dan sakit kepala.

Kelompok masyarakat yang bekerja sebagai petugas pet shop, peternak, pengolah daging, militer, petugas pembersih saluran air, pekerja perkebunan, dan pekerja pemotongan hewan memiliki risiko tinggi untuk tertular Leptospirosis ini. Dikutip dari Puskesmas Kuta Selatan Kabupaten Badung, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini, yakni dengan menerapkan hidup yang bersih dan sehat. Selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, terutama usai kontak dengan hewan atau beraktivitas di luar ruangan pada musim hujan. Saat melakukan kontak dengan tanah maupun hewan, gunakan pakaian, sepatu, atau bahkan sarung tangan pelindung yang tahan air. Vaksinasi hewan peliharaan dan ternak juga dapat menjadi cara pencegahan agar ginjal hewan tidak dapat menjadi inang bakteri Leptospira.

Selain untuk menangani penyakit Leptospirosis ini, vaksinasi pada hewan juga mencegah banyak penyakit lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan kekebalan atau antibodi sehingga tidak mudah terserang bakteri dan mikroorganisme. Kesehatan hewan adalah rantai utama dalam kesejahteraan masyarakat. Pemantauan kesehatan hewan secara teratur, vaksinasi, pemberian obat cacing, pengendalian penyakit, dan keamanan pakan sudah menjadi tugas dari dokter hewan atau paramedik veteriner yang ada di Indonesia. Sayangnya, menurut data Riset Royal Canin Indonesia pada 2022, hanya 29,5 persen hewan peliharaan yang dibawa pemiliknya untuk melakukan kunjungan rutin. Tercantum di dalamnya pula bahwa anabul kesayangan mereka hanya dibawa ke dokter hewan saat sakit, baru diadopsi, atau bahkan ingin disteril saja. 

Berdasarkan data yang diambil dari Rakuten Insight, sebanyak 177,5 juta orang jumlah pemilik hewan peliharaan di Indonesia dengan 27,5 juta diantaranya pemelihara anjing dan 65,7 juta diantaranya merupakan pemelihara kucing. Kucing adalah hewan peliharaan yang paling dominan di Indonesia, dengan persentase sebesar 44 hingga 47 persen. Hewan peliharaan banyak memberikan manfaat psikologis, seperti mengurangi stres, rasa sedih, kedekatan emosional, bahkan rasa tanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari, umumnya hewan peliharaan yang paling sering berada di sekitar kita. Risiko penularan terbesar dari manusia ke hewan akan cenderung lebih besar ketika frekuensi kontaknya juga besar. Oleh karena itu, selain hewan ternak, hewan peliharaan juga perlu dicek kesehatannya secara rutin demi keamanan keluarga.

Paramedik-paramedik veteriner di Indonesia berkewajiban untuk selalu memastikan pertumbuhan hewan-hewan peliharaan yang ada baik keadaannya dan jauh dari tanda-tanda penyakit. Sama halnya dengan dokter maupun mahasiswa dalam masa koasnya yang menjalankan tugasnya sebagai paramedik veteriner di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya pada kunjungan yang saya lakukan (07/11/2024). Seberapa sering pemilik hewan peliharaan melakukan kunjungan rutin ke dokter hewan tergantung dengan usianya. Anak kucing dan anjing sejak lahir hingga usia 16 minggu perlu dicek  ke dokter hewan setiap tiga hingga empat minggu sekali. Beberapa vaksin, seperti DHPP, adenovirus, parainfluenza, dan parvovirus perlu diberikan ke anak anjing. Disarankan pula untuk diberikan vaksin tambahan, seperti influenza, leptospirosis, bordetella, dan penyakit lyme. Sedangkan untuk kucing, vaksin ini yang direkomendasikan adalah FVRCP (Feline Viral Rhinotracheitis, Calicivirus, Panleukopenia) dan rabies.

Pentingnya melakukan kunjungan rutin anabul kesayangan sesuai dengan usia mereka demi mendapatkan perlindungan yang seharusnya
Pentingnya melakukan kunjungan rutin anabul kesayangan sesuai dengan usia mereka demi mendapatkan perlindungan yang seharusnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun