Salah satu teori yang ada dari banyaknya teori hubungan internasional yaitu teori liberalisme. Dapat di katakan secara keseluruhan definisi perspektif liberalisme merupakan pandangan yang menekankan kebebasan individu, pemerintahan terbatas, dan persamaan di hadapan hukum. Kalo kita memikirkan lagi perspektif ini sangat bagus untuk menyelesaikan suatu masalah baik negara ataupun hal lainnya. Mengapa di katakan demikian, individu yang mendapatkan kebebasan dalam berpikir atau bertindak menciptakan kolaborasi atau kerjasama melalui dialog, negosiasi, maupun organisasi. Yang dapat mendukung dalam menyampaikan pandangan dari suatu individu ke individu lainnya dan akan bertukar pandangan serta pikiran mana solusi terbaik yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Tetapi perspektif liberalisme juga tidak selalu berdampak positif saja. Perspektif liberalisme dapat menyebabkan individualisme yang sangat berlebihan. Ini akan menimbulkan terisolasinya suatu individu dikarenakan terlalu menekankan pada kepentingan pribadi yang dapat mengarah kepada pengabaian atau mengurangi nilai-nilai kolektif dan rasa solidaritas sosial. Jika tidak diimbangi dengan tanggung jawab sosial dan etika pun liberalisme juga dapat menyebabkan suatu individu bertindak semena-mena. Karena seringkali orang salah mengartikan kebebasan individu yang dimaksud liberalisme sebagai kebebasan untuk bertindak tanpa batas yang tidak diimbangi dengan tanggung jawab. Dan pada akhirnya dapat mendorong perilaku egois, dimana individu bertindak hanya untuk kepentingan pribadinya saja.
Tidak bisa kita lupakan perspektif liberalisme ini berfokus pada pasar bebas, dimana pasar bebas didefinisikan sebagai tempat kegiatan perdagangan dan aktivitas ekonomi para individu dan perusahaan yang berlangsung tanpa campur tangan pemerintah karena perspektif liberalisme menekankan kebebasan individu dan pemerintahan yang terbatas. Jadi pasar bebas ini dapat membuat parahnya ketidaksetaraan serta kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Tidak hanya kesenjangan antara kaya dan miskin saja, tetapi juga akan menimbulkan monopoli. Pasar bebas tanpa kebijakan atau peraturan dapat menciptakan kondisi seperti beberapa perusahaan besar akan mendominasi pasar dan membuat sulit perusahaan kecil bersaing. Karena, perusahaan besar pasti memiliki akses yang lebih baik kepada sumber daya dan modalnya.
Jadi kesimpulannya dibalik banyaknya dampak positif liberalisme ada juga kritik dalam liberalisme yang harus kita ketahui. Kritik ini juga menunjukkan bahwa perspektif liberalisme ini mungkin mendukung ketidaksetaraan ekonomi, walaupun tujuannya adalah untuk kesetaraan hak. Lalu meskipun liberalisme ini bertujuan untuk memberikan suatu individu kebebasan hal tersebut dapat menyebabkan suatu individu melakukan tindakan semena-mena tanpa memikirkan dampaknya pada orang lain atau komunitas tertentu. Dan juga pada beberapa kondisi perspektif liberalisme juga tidak dapat diterapkan. Salah satu contohnya ialah dalam masyarakat tradisional. Mengapa demikian, masyarakat tradisional biasanya lebih cenderung menekankan pada nilai-nilai kolektif dan solidaritas, tetapi pada perspektif liberalisme lebih berfokus pada individualisme. Jadi dapat dikatakan bahwa ini bisa menciptakan konflik antara kepentingan individu dengan kelompok komunitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H