Mohon tunggu...
Felicia Ivana
Felicia Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 46124010014 // S1 Psikologi // Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   09:32 Diperbarui: 21 November 2024   09:32 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram?


Kebatinan merupakan pendekatan filosofis dan spiritual yang khas dalam budaya Jawa, menekankan harmoni antara manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Dalam konteks ajaran Ki Ageng Suryomentaram, kebatinan tidak hanya menjadi alat refleksi spiritual, tetapi juga metode praktis untuk mengelola diri dan lingkungan. Ajaran ini merangkul prinsip-prinsip universal tentang keseimbangan, introspeksi, dan pengendalian diri yang melampaui batas-batas agama formal atau ideologi tertentu.

Ki Ageng Suryomentaram menawarkan pendekatan yang berakar pada pengalaman batin, atau yang disebutnya rasa sejati. Rasa sejati adalah inti dari kesadaran manusia untuk menemukan kedamaian batin yang bebas dari pengaruh eksternal seperti tekanan sosial, ambisi, dan materialisme. Inti dari kebatinan ini relevan dalam menghadapi tantangan moral modern, termasuk korupsi, karena ia memulai solusi dari akar masalah: individu.

Mengapa Ajaran Ini Relevan?
Korupsi di Indonesia telah lama menjadi momok yang melumpuhkan pembangunan ekonomi, merusak kepercayaan publik, dan melemahkan tatanan sosial. Pendekatan kebatinan menawarkan jalan keluar melalui transformasi moral individu. Dengan menumbuhkan kesadaran akan rasa sejati, seseorang dapat membangun integritas dan komitmen untuk hidup sesuai nilai-nilai etika yang kokoh. Dalam transformasi memimpin diri sendiri, kebatinan menjadi instrumen untuk menata kehidupan berdasarkan harmoni batin, bukan hanya tuntutan eksternal atau tekanan sosial.

Bagaimana Relevansi Kebatinan Diterapkan dalam Pencegahan Korupsi?
Sebagai bagian dari solusi pencegahan korupsi, kebatinan memperkenalkan introspeksi mendalam untuk mengenali kelemahan pribadi, memperbaiki pola pikir, dan menciptakan motivasi intrinsik untuk bertindak jujur. Dalam konteks memimpin diri sendiri, ajaran ini mendorong disiplin emosional dan intelektual yang menjadi dasar pengambilan keputusan etis.

Bab 1: Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram dalam Perspektif Filsafat dan Spiritualitas

1.1. Latar Belakang Sejarah dan Kehidupan Ki Ageng Suryomentaram

Ki Ageng Suryomentaram dilahirkan sebagai BRM Kudiarmadji, seorang bangsawan di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta pada tahun 1892. Namun, meski memiliki hak istimewa sebagai bangsawan, ia memilih meninggalkan status tersebut dan hidup sebagai rakyat biasa.

Pilihan ini mencerminkan kritiknya terhadap struktur sosial yang mengedepankan hierarki dan materialisme, yang menurutnya menjadi sumber penderitaan manusia. Kehidupan sederhana memungkinkan Ki Ageng memahami langsung persoalan-persoalan manusia dari berbagai lapisan sosial, terutama dalam memahami dinamika nafsu, tekanan sosial, dan ketidakpuasan batin.

1.2. Esensi Filsafat Kebatinan

  1. HALAMAN :
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun