Munir Said Thalib adalah seorang aktivis hak asasi manusia. beliau lahir di kabupaten Malang pada tahun 1965 tanggal 8 Desember. Ia memiliki garis keturunan Arab Hadhrami dan Jawa. Â
Nama Munir memiliki arti sendiri yaitu bersinar. Ia anak enam dari tujuh bersaudara. Beliau mengambil studi Ilmu hukum menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum. ia lulus pada tahun 1989. Selepas dari kuliah ia bekerja sebagai relawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Surabaya selama dua tahun.Â
Sebelum pindah ke Malang sebagai kepala pos LBH dan wakil ketua bidang Operasional Munir terlibat dalam menangani dan mengadvokasi beberapa kasus HAM di Indonesia masa orde baru. Beliau juga pernah menjadi penasihat hukum. Masuk ke kasus pembunuhan Munir. Pada bulan September 2004 saat penerbangan pesawat GA-974, tiga jam setelah lepas landas dari Singapura.Â
Seorang pilot bernama Pantun Matondang mendapat laporan bahwa seorang  penumpang di kursi 40 G yaitu Munir sedang sakit. Ia pun dipindahkan ke sebelah orang yang kebetulan seorang dokter. Namun sayangnya dua jam sebelum mendarat di Amsterdam Munir Said Thalib dikabarkan meninggal dunia. pukul 8.10 di Bandara Schipol. Namun setelah dilakukan otopsi ditemukan ada jejak-jejak senyawa arsenikum.Â
Pada 20 Desember tahun 2005 Pollycarpus Budihari Priyanto dijatuhi vonis 14 tahun hukuman  penjara atas pembunuhan Munir. Diduga Polly adalah pilot Garuda Indonesia yang sedang cuti. Lalu menaruh arsenik pada makanannya karena dia ingin mendiamkan pengkritik pemerintah. Namun pada 19 Juni 2008 Muchdi Purwoprandjono ditangkap dengan dugaan dia adalah otak dari kasus pembunuhan Munir.Â
Banyak bukti yang mengarah kepada dirinya. Â Namun pada tanggal 31 Desember 2008, Muchdi divonis bebas. Namun pada bulan September 2022 kasus Munir ini mulai banyak diperbincangkan lagi. Karena ada seorang peretas yang bernama Bjorka yang mengungkap pembunuh dari kasus Munir yaitu Muchdi.Â
Muchdi Purwoprandjono saat ditetapkan sebagai tersangka ia dicurigai memiliki motiv sakit hati. Muchdi dan Polly juga diduga aktif melakukan komunikasi. Namun Muchdi menyangkal hal tersebut. Bagian informasi ini ada pada tahun 2005. Muchdi menggunakan Polly yang saat itu juga merupakan jaringan non-organik BIN. Polly bekerja sebagai pilot Garuda Indonesia.Â
Mereka mengetahui bahwa Munir akan berada di penerbangan itu langsung bergerak. Polly ditetap[kan di bagian keamanan. Agar bisa masuk pesawat yang Munir gunakan. Budi Santoso adalah salah satu pihak dan saksi yang turut membongkar bahwa Polly dan Muchdi saling mengenal. Selepas itu Polly menyerahkan surat BIN yang telah di tandatangani berisikan tentang ditugaskannya untuk membunuh Munir kepada Direktur Presiden PT Garuda Indonesia Indonesia Indra Setiawan. Â
Sumber dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Munir_Said_Thalib
Sekian terima kasih maaf jika ada kesalahan kata dan ada informasi yang salah mohon di maafkan dan dimaklumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI