Warga wilayah Pandeglang, Banten dihebohkan dengan beras 'batu' yang dibagikan oleh bulog sebagai bantuan sosial PPKM pada tanggal 5 Agustus 2021 silam. Beras yang dibagikan oleh bulog dimaksudkan sebagai bentuk bantuan sosial bagi warga Pandeglang khususnya yang terdampak oleh PPKM.Â
Sayangnya, beras yang seharusnya bisa dikonsumsi oleh warga setempat diterima sudah dalam kondisi mengeras dan berbentuk gumpalan-gumpalan besar menyerupai batu. Laporan mengenai temuan beras 'batu' ini pun sampai ke telinga Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Perum Bulog yaitu Tomi Wijaya.
Tomi menjelaskan bahwa kejadian tersebut merupakan hal yang berada di luar kendali bulog. Ia menjelaskan bahwa beras bansos yang diterima oleh bulog pertama-tama akan melalui tahap pengecekan kualitas atau Quality Control yang akan menyortir kualitas baik dan buruk. Selanjutnya, beras yang disalurkan kepada warga melalui Pos Logistik hanyalah yang berkualitas baik saja.
Ia juga menduga enyebab utama beras 'batu' bansos PPKM ini adalah faktor cuaca yang tidak mendukung. Tomi menjelaskan bahwa pada saat penyaluran beras sebanyak 4.640 kilogram sedang terjadi hujan di daerah Pandeglang, sehingga percikan air hujan kemungkinan besar dapat masuk ke dalam karung beras dan menyebabkan beras menjadi menggumpal.
Kejadian beras 'batu' ini juga tidak lepas dari peran Pos Logistik sebagai penyalur beras dari bulog ke warga penerima bansos PPKM. Pengecekan kualitas beras juga dilakukan pada saat beras tiba di Pos Logistik. Namun, dalam kejadian ini tidak ada pihak yang dapat disalahkan terkait dengan adanya faktor utama yaitu hujan pada saat penyaluran beras dilakukan.
Terkait kejadian beras 'batu' ini, pihak Bulog akan segera menindaklanjuti kerugian yang dialami warga dengan memberikan beras baru dengan kondisi yang baik dan layak untuk dikonsumsi. Selain itu juga pihak Bulog akan melakukan pemantauan secara lebih ketat agar tidak sampai terulang kembali kejadian serupa di tempat lain.
Supaya kejadian beras 'batu' ini tidak terjadi lagi ke depannya, Tomi juga mengusulkan supaya pihak-pihak yang terkait segera melaporkan jika terdapat kejanggalan pada kualitas beras yang akan disalurkan kepada warga. Ia juga menekankan untuk memperhatikan setiap detail pelaksanaan pendistribusian agar kualitas beras tetap terjaga sebaik mungkin.
Belajar dari kejadian beras 'batu', kita jadi mengetahui bahwa beras memiliki sifat yang sensitif terhadap lingkungan yang bisa membuat kualitasnya menurun atau bahkan menjadi rusak. Selain faktor cuaca, kualitas beras juga bisa rusak karena serangan hama loh.
Menurut website pancaprimawijaya.com, hama pada beras bisa dicegah dengan melakukan fumigasi dan juga sanitasi yang baik pada gudang penyimpanan beras. Jika hal-hal tersebut dilakukan dengan baik, maka gudang beras akan menjadi aman dari serangan hama dan kualitas beras juga bisa lebih terjaga.