Selain perusahaan-perusahaan, manusia sebagai seorang individu juga memiliki risiko-risikonya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun secara natural manusia akan menghindari risiko tersebut, tidak seperti perusahaan yang memerlukan manajemen atau sistem untuk menghindarinya, namun terkadang masih banyak dari kita yang tidak aware dengan risiko-risiko di sekeliling kita.
Lalu, apa sih manajemen risiko itu?
Manajemen risiko merupakan arsitektur (principles, framework & process) dalam rangka mengelola risiko secara efektif dan efisien. Adapun tujuan dari manajemen risiko itu sendiri adalah bukan untuk menghilangkan risiko tetapi mengelola risiko agar dampak risiko menjadi minimal.
Bagaimana seorang individu harus memulai mengelola risikonya?
Pertama-tama, individu tersebut harus tahu dan aware akan risiko di sekitarnya. Lalu, bangunkan niat untuk mempelajari dan mencari tahu cara-cara mengelola risiko tersebut.
Secara sederhana manajemen atau pengelolaan risiko terdiri dari 4 tahap, yaitu mengidentifikasi event risk, mengukur dampak risiko tersebut, memitigasi risikonya, dan monitoring & review.
Mengidentifikasi Event Risk
Tahap ini bertujuan untuk mengenali dan mengetahui segala bentuk sumber bahaya serta aktivitas yang berisiko. Pada tahap ini, kita dapat melakukan beberapa hal, yakni membuat daftar risiko, mencatat faktor-faktor yang memengaruhi risiko, dan membuat skenario proses kejadian berdasarkan informasi gambaran hasil identifikasinya.
Sebagai contoh, jika kita melakukan perjalanan ke kampus/kantor di Jakarta yang terkenal dengan kemacetan ibukotanya, tentu saja akan ada suatu event risk sebagai berikut: