Batik Tangerang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya dan menarik. Terkenal dengan motifnya yang unik dan penuh makna, batik Tangerang memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam kehidupan masyarakatnya.
+Sejarah Batik Tangerang:
Batik Tangerang telah ada sejak abad ke-18, berkembang pesat pada masa kolonial Belanda. Pada masa itu, Tangerang menjadi pusat perdagangan batik, dengan para pengrajinnya menghasilkan batik berkualitas tinggi untuk pasar lokal dan internasional.
+Ciri Khas Batik Tangerang:
Batik Tangerang memiliki ciri khas yang membedakannya dari batik daerah lain. Beberapa ciri khasnya antara lain:
Motif dan Warna:
Motif batik Tangerang umumnya terinspirasi dari alam, seperti flora dan fauna, serta kehidupan sehari-hari masyarakat Tangerang. Motif yang terkenal antara lain motif "kembang telang", "daun sirih", "burung merak", dan "kepala kuda". Batik Tangerang juga menggunakan warna-warna cerah dan mencolok, seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Batik Tangerang umumnya menggunakan teknik canting, yaitu teknik melukis dengan menggunakan alat yang disebut canting. Saat ini, batik Tangerang masih terus berkembang dan digemari oleh masyarakat. Para pengrajin batik Tangerang terus berinovasi dengan menciptakan motif dan teknik baru, sehingga batik Tangerang tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Pentingnya melestarikan Batik Tangerang adalah melestarikan batik Tangerang berarti menjaga tradisi dan kearifan lokal masyarakat Tangerang.
Dari beragam motif batik yang diciptakan masyarakat Kota Tangerang di 13 kecamatan. Berikut enam motif yang saya lansir, diantaranya:
1. Motif Lenggang Cisadane
Motif ini bercerita tentang 13 orang yang menarikan Tarian Lenggang Cisadane yang diciptakan seniman Kota Tangerang M Yunus Sanusi pada tahun 2011. Sebuah tarian indah yang memadukan unsur tari Jaipong (Sunda), Jali-jali (Betawi), Jawa, dan Cina. Jumlah penari di motif ini ada 13 orang, sesuai dengan kisah aslinya.