Mohon tunggu...
Felia Siska
Felia Siska Mohon Tunggu... Dosen - Blogger

Hidup adalah Pilihan dan perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi yang Gelisah

30 November 2022   06:00 Diperbarui: 30 November 2022   06:45 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kompasianer yang Budiman, hari-hari kita saksikan berbagai peristiwa yang terjadi disekitar kita. Perubahan bergerak begitu cepat, termasuk didalamnya berbagai penemuan baru yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Namun jauh kita lihat ke dalam diri manusia itu sendiri, penuh dengan kegelisahan dan kecemasan.

Generasi muda salah satu kalangan yang sangat rentan terhadap kegelisahan. Semua hal yang bisa diakses dan bisa dimanfaatkan tidak serta merta anak muda hidup tenang dan Bahagia. Memang sejatinya generasi muda memiliki darah yang panas dan haus akan perubahan.

Pantaskah jika dikatakan bahwa generasi muda sekarang adalah generasi yang paling gelisah ? kegelisahan yang sangat beralasan. Ada guratan beban jika setelah menamatkan perguruan tinggi tak kunjung memperoleh pekerjaan yang layak, ada tuntutan lingkungan jika sudah cukup umur untuk segera menikah dengan pasangan yang mapan. Ada ketakutan jika setelah menikah tak mampu beli rumah yang harganya melangit. Bahkan kesedihan mendalam setelah menikah tak kunjung diberi keturunan. Sehingga permasalahan tersebut menjadi gunung es yang dibalut saling menyindir di media sosial memperparah kegelisahan.

Berbagai bentuk kegelisahan berikutnya yang dihadapi generasi muda, diantaranya adalah kerapuhan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh orang lain, barang-barang baru yang dianggap bisa meningkatkan kepercayaan diri, membandingkan kesuksesannya dengan orang lain, sulitnya menyimpan privasi, eksistensi di media sosial hingga penghasilan.

Kemudian kegelisahan global menghantui generasi muda saat sekarang adalah isu-isu perubahan iklim. Kondisi iklim yang terus berubah, terus berdampak terhadap kesehatan generasi berikutnya. Sepertinya isu yang paling santer adalah kasus korupsi yang semakin merajalela, kerusakan lingkungan yang ikut memperparah kecemasan bagaimana kelanjutan hidup di masa depan. Berbagai bencana alam terjadi silih berganti yang mengganggu kenyenyakan tidur, penurunan kualitas udara yang berkontribusi terhadap kesehatan, masalah sampah yang semakin menumpuk setiap harinya, wabah virus mematikan, dan berbagai gejala alam yang tak mampu ditebak.

Generasi muda juga dihantui dengan mulai kehilangan identitas diri, identitas lokal dan identitas bangsanya. Para generasi muda tidak lagi mengenal tata krama sopan santun yang dipelihara melalui kearifan lokal. Baginya budaya asing lebih menggoda, drama korea menjadi mimpi untuk diwujudkan di dunia nyata, Korean style menjadi tolak ukur fesyen serta sederet antusias anak muda yang semakin menjauh dari budaya kita. Sehingga kondisi ini berujung pada krisis identitas

Kompasiner yang Budiman, pada hakikatnya itulah kegelisahan penulis terhadap apa yang dilihat, dirasakan dan dialami.

Nah, apa solusi yang efektif untuk mengurangi kegelisahan generasi muda ? Zamanlah yang akan menjawab semua itu. Semoga berbagai kegelisahan yang tak berkesudahan tersebut bisa diurai secara perlahan dan terang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun