Mohon tunggu...
Felia Siska
Felia Siska Mohon Tunggu... Dosen - Blogger

Hidup adalah Pilihan dan perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pembelajaran Blended Learning

15 Juli 2022   06:40 Diperbarui: 15 Juli 2022   06:53 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kemudahan teknologi informasi, kecanggihan media pembelajaran dan mengakses berbagai informasi pembelajaran dimanapun dan kapanpun menjadi peluang bagi dunia pendidikan untuk mengubah pola pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman. Pemanfaaatan Information, Communication And Technology (ICT) dalam pendidikan sudah mengubah cara belajar dari pembejaran konvensional atau pembelajaran tradisonal yang mengedepannkan tatap muka menjadi pembelajaran yang berbasis digital dengan pemanfaatan teknologi dan informasi. Banyak pengembangan media pembelajaran yang berbasis digital yang memudahkan siswa untuk belajar mandiri sehingga menghasilkan pembelajaran online atau Pembelajaran offline (Abdullah, 2017). Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model blended learning. Secara sederhana definisi blended learning adalah pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran atau penggabungan antara satu pola pembelajaran dengan pola pembelajaran yang lainnya. Menurut Driscoll (2012), blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau menggabungkan berbagai teknologi berbasis web untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Bonk & Graham (2006) blended learning merupakan penggabungan pembelajaran tatap muka dikelas dengan online learning. Konsep inilah yang menjadi familiar dan banyak digunakan di Indonesia.

Pada era Teknologi Informasi Komputer atau era digital seperti sekarang, peserta didik yang akan dihadapi adalah peserta didik yang lahir dan berkembang di era digital, maka suka tidak suka, mau tidak mau guru pun harus memiliki literasi teknologi yang tinggi. Eggen & Kauchak (2012) menyampaikan bahwa standar untuk pembelajaran pada era digital harus mampu menerapkan tekonologi dalam pembelajaran. Guru harus bisa mempersiapkan siswanya untuk hidup di abad digital, salah satunya menggunakan pengetahuan mereka tentang materi pelajaran, pembelajaran dan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman yang dipelajari siswa tingkat lanjut, kreativitas, dan inovasi dalam situasi tatap muka dan virtual. Maka, menerapkan model pembelajaran blended learning dalam pembelajaran merupakan langkah yang tepat, termasuk dalam pembelajaran IPS.

Tantangan Indonesia dalam abad 21, terutama pada masa pandemic covid-19 yang membatasi ruang gerak, maka ada 6 pendorong utama teknologi pendidikan yaitu: (1) Mobile Learning, orang dapat bekerja dan belajar kapan pun dan dimana pun yang mereka inginkan. (2) Cloud Computing, informasi dapat diakses di perangkat manapun. (3) Collaborative Learning, dunia semakin collaborative, mendorong perubahan dengan cara proyek siswa yang terstruktur, mengkobinasikan berbagai media dan model pembelajaran yang menarik dan efisien. (4) Mentoring, karena informasi dimana-mana, kualitas mentoring yang akan membuat perbedaan. (5) Hybrid Learning/blended learning models, dapat memanfaatkan kemampuan siswa secara online dimana telah dikembangkan secara independen dari sistem akademisi (6) Student Centered, pergeseran dari pendidikan yang berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada siswa dan melibatkan mereka dengan menghubungkan kurikulum dengan kehidupan nyata para siswa (Kasali, 2013).

Model pembelajaran blended learning mempunyai tujuan untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran dengan menyediakan berbagai media pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa dalam belajar. Pembelajaran ini juga dapat mendorong peserta untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kontak face-to-face dalam mengembangkan pengetahuan. Kemudian, tindak lanjut dari pembelajaran dapat dilakukan secara offline dan online.

Mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan abad 21, seperti seperti beralih menggunakan model pembelajaran blended learning dalam pembelajaran IPS, tidak hanya menjadikan siswa berfikir kritis, mampu menyelesaikan permasalahan dan mejadi warga Negara yang baik, akan tetapi melek teknologi, isu-isu global terkini sehingga semakin mengasah kemampuannya sesuai denggan tantangan keterampilan Abad 21. Alasan pemilihan model blended learning pada abad 21: (1). Menjawab Tantangan Pembelajaran Abad 21, Massifnya perkembangan teknologi Informasi, era penuh keterbukaan dan cenderung borderless membuat berbagai keterampilan baru yang harus dimikili oleh siswa di abad 21 ini. (2) Menggunakan perpaduan pembelajaran tatap muka dan online, dengan pembelajaran blended learning tidak menghilangkan peran guru dalam proses pembelajaran dan menggunakan flatfom teknologi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran melalui Blended learning bisa mengkombinasikan pembelajaran yakni pembelajaran E- learning atau online dengan pembelajaran tatap muka (face to face). Dengan pembelajaran online yang mana memanfaatkan jaringan internet yang di dalamnya terdiri pembelajaran berbasis web. (Piccianon, 2014). (3) Menggabungkan pendekatan pedagogis, salah satu kelebihan pembelajaran ini adalah menggabungkan beberapa pendekatan pedagogis. Misalnya kognitivisme, konstruktivisme, behaviorisme, untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Selain itu, alasan juga kenapa menggunakan Blended learning menurut Osgusthorpe dan Graham (2006 blended learning dapat dilakukan oleh para guru, dosen, instruktur pendidikan pendidikan dengan enam alasan yaitu 1) Kekayaan pedagogis, 2). Akses ke pengatahuan, 3). Interaksi sosial, 4). Agensi pribadi 5). Efektifitas biaya, dan 6). Kemudahan revisi. Artinya berbagai kemudahan yang bisa dinikmati oleh pengajar dan peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran blended learning.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun