Mohon tunggu...
Felicia  Amartya
Felicia Amartya Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

UA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Seiman Itu Penting?

30 November 2018   17:11 Diperbarui: 30 November 2018   17:18 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pengalaman saya tentang boleh apa tidak kita bersama orang yang tidak seiman. Menurut penglaman saya, saya dulu bersekolah di sekolah kristiani, saya berteman dengan orang kristiani yaitu orang orang yang seiman dengan saya, sampai SMP saya juga bersekolah di sekolah kristiani.

Saat SMA saya bersekolah di sekolah negeri saya bertemu dengan teman teman yang berbeda dari sebelumnya, dari pengalaman saya, saya mendapati teman teman yang menjalin hubungan tetapi beda keyakinan, saya belajar bahwa setiap orang itu berbeda, ada yang bersama walau berbeda ada yang memutuskan untuk tidak bersama arena berbeda keyakinan, saya belajar juga bahwa berbeda keyakinan itu memang sangat susah, karena yang paling penting ialah keluarga dari masing masing pihak. 

Saya meyakini bahwa berbeda keyakinan tetap bisa berjalan asalkan pasangan tersebut saling menghormati dan saling percaya, saya yakin jika berbeda keyakinan tetap bias bersama karena rasa saling menghargai dan didukung oleh keluarga masing masing. 

Di lingkungan kita contohnya, sangat banyak orang yang bersama tetapi berbeda dan mereka saling percaya dan saling menghormati jika ada pendapat yang berbeda. Contohnya guru agama saya dia mempunyai suami yang berbeda keyaknan, mereka tidak merasa terbebani karena ada kasih dan rasa saling menghormati dalam hidup mereka, jika sang istri merayakan hari Natal sang suami ikut membantu memeriahkan dan mendukung sang suami untuk memeriahkan dan mendukung, dan sebaliknya jika suami merayakan hari Raya Idul Fitri sang istri juga mendukung dan membantu memeriakan hari Raya tersebut. 

Keharmonisan ini yang menarik dalam keluarga yang berbeda, mereka mengajarkan bahwa jika mereka berbeda mereka tetap bisabersama dan saling menghargai satu dengan lainya. 

Saya di sini tidak mengambil satu contoh saja, ada lagi contoh yang lain, ada juga di sekitar kita yang berbeda keyakinan tetapi tidak harmonis, karena meraka kurang ada rasa toleransi dan kurang ada rasa percaya. Itu cerita yang pernah saya alami di beberapa lingkungan saya, memang banyak orang mengatakan lebih baik mencari yang seiman tetapi jika antara keluarga saling merestui dan mendukung jika berbeda keyakinan itu tidak masalah karena keluarga saja mendukung jadi tidak masalah jika dilanjutkan di jenjang yang lebih serius. 

Orang banyak yang bilang mengapa memulai jika pada akirnya tidak  bisa bersama ? jawaban saya jalani saja dulu seperti air mengalir, kita tidak pernah tau kedepan bagaimana. Dan jika orang orang berkata kata yang negative hiraukan saja atau cuek karena yang menjalankan hubungan ini adalah kalian sendiri jadi pesan saya ikuti kata hati dan tetap berpegang pada prinsip masing masing dan tetap utamakan keluarga karena tanpa restu dari keluarga kita menjalin hubungan yang sia sia. 

Kita juga menyadari kita ini tinggal di Negara yang banyak ragam budaya, ras, suku, agama, dan budaya. Kita juga tinggal di Negara yang menganut asas berbeda beda tetapi tetap satu, jadi kita harus saling menghormati warga yang berbeda agama, budaya, ras dan suku. 

Saya percaya bahwa dengan kita menghormati satu dengan lainya kita akan merasakan indahnya kasih dan indahnya toleransi antar warga. Kita generasi muda harus bisa menjadi contoh bahwa Negara kita bisa menjadi Negara yang menjujung tinggi toleransi dan kita harus menunjukan bahwa kita berbeda tetapi bisa bersama untuk menjadikan Indonesia Negara yang damai dan menjunjung Bineka Tunggal Ika. Itu adalah pengalaman saya. 

Terima kasih sudah membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun