Mohon tunggu...
Fekarimba SW.
Fekarimba SW. Mohon Tunggu... Pengangguran -

VK

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Antara Hati, Pikiran, dan Kaos Kaki

21 Oktober 2016   21:25 Diperbarui: 22 Oktober 2016   00:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Gue pernah mencoba memakai kaos kaki dari pasangan yang berbeda. Kaki sebelah kiri memakai pasangan yang berbeda dengan kaki sebelah kanan. Mencoba memakainya seharian tanpa terlihat oleh orang lain. Bagaimana rasanya? Sebenarnya, tidak terlalu terasa ada bedanya. Bahkan, jika tidak secara sadar mengetahui bahwa saat itu yang digunakan adalah kaos kaki yang berbeda, tidak ada bedanya sama sekali. 

Lalu darimana datangnya perasaan tidak nyaman saat menggunakannya jika ternyata itu, sebenarnya, rasanya biasa2 saja?

Datangnya dari pikiran.

Sering pikiran kita menyikapi perbedaan sebagai suatu hal yang bertentangan. Berbeda berarti tidak sama. Dan tidak sama berarti berlawanan. Dan berlawanan berarti bermusuhan.

Perbedaan pendapat, perbedaan tujuan, perbedaan pergaulan, perbedaan agama, perbedaan -- banyak lagi lainnya. Semuanya disikapi sebagai berlawananan, lalu pikiran mulai menciptakan musuh2 untuk diri kita.

Sangat mudah memicu kebencian karena perbedaan. Kita tidak menyukai orang-orang yang berbeda dengan kita. Kita tidak bersikap ramah kepada teman-teman yang tidak satu kelompok dengan kita. Kita merasa tidak nyaman kepada orang-orang yang tidak satu keyakinan agama dengan kita. Kenapa? Apa alasannya? Padahal mereka bahkan sama sekali tidak membuat kita rugi.

Setiap manusia menginginkan kedamaian, tetapi dengan pikiran kebencian, apa yang dapat dicapai? Lalu yang satu mulai menyalahkan yang lain dan yang lain mulai balas menuding. Masing-masing kemudian membentengi dirinya dengan panah-panah kebencian untuk saling menghancurkan.

Pikiran yang merusak hati. 

Lihatlah sekeliling. Dunia ini berwarna. Daun dan pohon tidak memiliki warna yang sama. Langit dan awan tidak memiliki warna yang sama. Tidakkah itu membuatnya terlihat indah? Memandang perbedaan sebagai warna mestinyamembuat kita menyadari bahwa saat perbedaan dipadukan dengan baik, hasilnya adalah keharmonisan.

Dan gue yakin -- sangat yakin -- kata2 cinta, pengasih dan penyayang tidak dapat ditunjukan oleh piikiran yang buruk dan hati yang kotor.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun