Beberapa waktu lalu, saya bersama tiga teman lainnya dapat kesempatan untuk mengobservasi langsung ke Puskesmas Gayaman di Jabon, Mojokerto. Dari awal, rasanya sudah excited banget karena ini bisa menjadi momen untuk ngintip dan berekspetasi pada masa depan kami sebagai analis medis. Â
Setelah urusan izin beres (terima kasih untuk kepala puskesmas dan analis medis yang ramah banget) kami langsung menuju laboratorium. Tempatnya bersih dan rapi, dan rasanya seeprti masuk ke zona yang akan menjadi "markas kerja" kami nanti. Di sana, kami disambut oleh Ibu Albert, analis medis yang nggak cuma ramah tapi juga penuh ilmu. Â
Hal pertama yang kami pelajari adalah alat-alat laboratorium. Ada banyak banget! Mulai dari alat untuk tes sederhana sampai yang terlihat canggih, semuanya dijelaskan oleh Ibu Albert dengan sabar dan detail. Tapi, yang bikin seru adalah kami nggak cuma dikenalin alat-alatnya, tapi juga langsung diajak nyobain. Â
Kami memulai dengan beberapa tes dasar, antara lain ada tes gula darah, kolesterol, hemoglobin, dan asam urat, menggunakan alat tes stik. Awalnya sempat gugup dan juga takut salah, gitu. Tapi dengan panduan Ibu Albert, semuanya jadi asik dan terasa menyenangkan. Bahkan, kami juga diajarkan cara membaca hasil tes dan memahami diagnosanya. Â
Yang membuat pengalaman semakin tak terlupakan adalah saat saya mencoba flebotomi alias pengambilan sampel darah. Saya yang akan menjadi sampel dan teman saya bernama Aila yang akan melakukan pengambilan darah. Awalnya saya dan Aila sangat grogi, namun Ibu Albert mendampingi kami dan sangat membantu kami dalam praktek tersebut. Jadi tak ada lagi rasa takut pada kami untuk mencoba, dan akhirnya kami pun mendapatkan sampel darah meskipun tidak banyak.
Pelajaran Penting: Etika dan Keamanan Kerja Â
Selain belajar teknis, kami juga diberi banyak tips soal etika dan keamanan kerja. Ternyata, menjadi analis medis nggak cuma soal skill, tapi juga harus punya sikap profesional yang baik. Â
Beberapa hal penting yang selalu diingatkan: Â