Dua kali dalam setahun, di tengah rutinitas yang padat, aku dan suami selalu menyempatkan diri untuk kembali ke kampung halaman. Bukan sekadar melepas rindu, tetapi juga sebagai bentuk bakti kepada bapak dan ibu. Sebab, tak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi mereka selain melihat anak-anaknya pulang, meskipun hanya beberapa hari.
Namun, ada satu harapan lain yang membuat perjalanan ini semakin dinanti, yaitu bisa berjumpa dengan mbakku satu-satunya bersama kedua anaknya yang kini beranjak remaja dan dewasa. Kebersamaan kami adalah momen langka yang begitu berharga.Â
Sebagai abdi negara, tentu tak mudah baginya untuk pulang sewaktu-waktu. Karena itu, jauh-jauh hari kami sudah mengatur jadwal agar bisa bertemu, mengikat kembali cerita-cerita lama yang mungkin telah berdebu oleh waktu.
Tapi tiga hari lalu, tiba-tiba mbak menelepon. Aku langsung tahu, panggilan ini pasti penting, karena jarang sekali ia menelpon tanpa alasan. Benar saja, kabar yang disampaikannya cukup mengejutkan. Mendadak, ia mendapat tugas ke luar kota. Dengan penuh rasa bersalah, mbak meminta maaf karena rencana pertemuan kami harus batal.Â
Aku tahu, sebagai abdi negara, ia harus selalu siap menjalankan tugas kapan saja, bahkan di saat libur panjang sekalipun. Meskipun ada sedikit rasa kecewa yang bergelayut, kami semua tetap bisa memahami. Orang tua kami pun berusaha menerima dengan lapang dada, meski harapan mereka untuk bertemu kedua cucunya bulan ini harus tertunda. InsyaaAllah, lebaran nanti menjadi waktu yang lebih tepat untuk berkumpul bersama lagi. Aamiin.
Beginilah adanya suka duka memiliki anak dan saudara yang mengabdi untuk negara. Ada saat-saat di mana jarak memisahkan, tetapi di sisi lain, kebanggaan terhadap mbak selalu memenuhi hati.Â
Kami mungkin jarang berjumpa, tapi itu bukan alasan untuk tidak saling menjaga. Doa-doa kami selalu beriringan, menjembatani setiap ruang yang terbentang. Terlebih, doa bapak dan ibu, yang tak pernah lepas dari setiap langkah kami.
Mbak, selamat bertugas. Meskipun di saat libur panjang, tetaplah semangat! Kami selalu mendukung dan mencintaimu. Semoga Allah senantiasa menjaga dirimu dan keluargamu dengan sebaik-baik penjagaan-Nya.Â
Dan tenang saja, dalam beberapa hari ke depan, aku dan mas akan menemani bapak dan ibu. Meskipun singkat, semoga kebersamaan ini menghadirkan kenangan yang akan terus melekat di hati. Hingga tiba saatnya kita mudik lagi, menyempurnakan rindu yang tertunda ini.
I love you mbak..