Mohon tunggu...
Ferra ShirlyAmelia
Ferra ShirlyAmelia Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Memilih Pesantren: Jangan Asal Dapat, tapi Harus Tepat!

23 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 23 Januari 2025   07:16 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu terakhir, kabar buruk tentang sejumlah pesantren menyeruak ke permukaan. Kasus pencabulan, bullying, ikhtilat laki-laki dan perempuan, hingga ajaran menyimpang membuat hati para orang tua merasa miris. Maka, wajar jika ada kekhawatiran, wajar jika muncul ketakutan. Namun, satu hal yang harus kita ingat: Tidak Semua Pesantren Itu Sama.

Di luar sana, masih banyak pesantren yang amanah, beraqidah lurus, dan menjunjung tinggi kebersihan serta kenyamanan santrinya. Masih ada tempat-tempat yang mendidik dengan kasih sayang, menjaga kehormatan santri, dan mengajarkan ilmu agama dengan penuh tanggung jawab. 

Sebagai orang tua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Kita ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang beradab, mandiri, dan kuat menghadapi dunia. Maka, jangan sampai ketakutan kita justru menjauhkan mereka dari tempat yang bisa menjadi ladang ilmu dan penempa jiwanya, terlebih bagi anak laki-laki yang kelak akan bertanggung-jawab sebagai imam.

Memilih pesantren memang bukan perkara mudah. Ini bukan sekadar memilih sekolah, tetapi memilih rumah kedua bagi anak-anak kita. Tempat di mana mereka akan belajar, tumbuh, dan meniti jalan kehidupan. Oleh karena itu, jangan terburu-buru, jangan hanya ikut-ikutan, dan jangan hanya terpikat oleh brosur yang indah. 

Penting sekali untuk datang langsung, melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana lingkungannya: Apakah bersih dan terawat? Apakah kamar santri layak huni? Apakah makanan yang disediakan cukup bergizi? Bagaimana sanitasinya? 

Selain itu, perhatikan pula adab santri dan ustadznya. Kita dapat menilai kualitas pesantren dari bagaimana para santri berinteraksi dengan guru, sesama teman, serta sikap mereka terhadap tamu yang datang saat survei.

Ustadz-ustadz yang merupakan alumni pesantren tersebut juga bisa menjadi bahan pertimbangan, sejauh mana kebermanfaatan ilmu mereka dan bagaimana keterampilan mereka dalam mendidik serta membimbing santri. Sebab, pesantren yang baik tidak hanya mencetak individu yang cerdas secara akademik, tetapi juga membentuk pribadi yang beradab, santun, dan berakhlak mulia.

Saat survei, jangan segan juga untuk bertanya, seperti: Bagaimana sistem pendidikannya? Bagaimana cara pesantren menangani masalah kesehatan santri? Dan isu-isu terkait lainnya, tanyakan langsung kepada pihak pesantren. 

Termasuk tentang stigma, "Kalau anak pesantren belum gatal-gatal, berarti belum jadi santri", ini juga sangat penting untuk ditanyakan. Dan alangkah tenangnya setelah mendengar penjelasan dari Ustadz. Dijawabnya pun dengan lugas dan baik, "Tentunya itu tidak benar. Justru kami menjaga kebersihan santri dengan serius. Pernah terjadi gatal-gatal pada salah satu santri kami, tapi asalnya dari rumah santri sendiri, bukan dari pesantren. Maka, kamipun segera berkoordinasi dengan orang tuanya, memulangkan sementara santri tersebut hingga benar-benar sembuh agar tidak menular ke yang lain. Termasuk kegiatan menggosok gigi sebelum tidur juga menjadi prioritas kami". 

Dari sini, kita bisa melihat bagaimana pesantren menangani kesehatan santri dengan sigap dan penuh tanggung jawab. Hal ini tentu menjadi nilai positif dalam penilaian kita dan semakin membuat yakin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun