Mohon tunggu...
Ferra ShirlyAmelia
Ferra ShirlyAmelia Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Taman Mungil di Perumahan: Upaya Menghadirkan Ruang Hijau di Lahan Terbatas

6 Januari 2025   19:13 Diperbarui: 6 Januari 2025   19:16 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Mungil di Pagi yang Cerah (Sumber: Foto Pribadi)

Kehadiran 'anak-anak hijau' yang tumbuh subur di taman mungil kami adalah salah satu nikmat dari Allah yang luar biasa. Keberadaan mereka benar-benar membawa berkah dan banyak manfaat. Di pagi hari, ketika membuka jendela, udara bersih seketika menyeruak masuk ke dalam, membawa kesejukan yang tak pernah lekang meskipun hujan sudah sangat jarang.

Di kala siang, bahkan saat panas menyengat, rumah tetap terasa adem. Apalagi, ada pohon ketapang yang kami tanam tepat di sisi jalan. Barulah terasa panasnya ketika harus keluar rumah. Bahkan bukan hanya panas saja, tapi juga cahaya matahari yang menyilaukan mata. Alhamdulillah, kehadiran mereka mampu meredam semua itu.

Mereka juga menjadi teman yang senantiasa membawa ketenangan di tengah rehat dari aktivitas sehari-hari. Cukup dengan memandang mereka dari sebalik jendela sembari duduk dan menyeruput secangkir kopi atau mengunyah camilan, sudah mampu menjadi pengingat syukur di tengah lelah yang sering kali menghampiri. 

Kehadiran mereka juga mampu menghadirkan rasa damai, terutama saat hujan turun. Hijau segarnya semakin memancar, ditambah semerbak aroma tanah yang basah. Irama rintik hujan yang jatuh ke dedaunan dan jalanan menciptakan nuansa tenang yang khas.

Di tengah aktivitas bebenah rumah, bebersih, menulis, atau belajar daring, saya merasa seperti diingatkan untuk berhenti sejenak, menarik napas panjang, dan menikmati keindahan sederhana di depan mata. Taman mungil ini benar-benar menjadi pengingat akan nikmat yang sering terabaikan.

Di samping itu, bukan hanya saya saja yang merasakan manfaatnya. Bagi suami, kehadiran taman mungil kami menjadi area healing tersendiri, terutama sejak sistem hybrid mulai diterapkan di tempat kerjanya. Ketika bekerja dari rumah, pandangan ke taman ini menjadi pelipur lelah dari layar monitornya.

Saat istirahat siang, suami selalu menyempatkan diri keluar sejenak untuk merapikan pot, membuang daun-daun yang layu, memangkas tanaman yang terlalu rimbun, atau mengecek apakah tanaman butuh disiram. Ada kepuasan tersendiri ketika melihat tanaman yang dirawat tumbuh subur. Ini menjadi momen rileksasi baginya di tengah rutinitas kerja.

Hadirnya taman mungil kami juga mampu membawa efek positif bagi kesehatan mental dan lingkungan sekitar. Area hijau kecil ini membantu menyerap debu dan polusi yang beterbangan, menciptakan udara segar, dan membuat suasana lingkungan lebih asri. Bagi kami, taman ini adalah "zona bebas stres." Saat penat melanda, duduk di balik jendela sambil memandang tanaman hijau seakan menghapus rasa lelah dan menghadirkan ketenangan tersendiri.

Meskipun tinggal di perumahan sering kali identik dengan keterbatasan lahan, kami memilih untuk tetap mempertahankan kehadiran taman ini. Pembuatannya pun sederhana dan tidak membutuhkan banyak waktu/biaya karena kami mengerjakan sendiri di waktu luang. Untuk tanamannya, kami memanfaatkan yang sudah ada bahkan beberapa berasal dari pemberian tetangga. Ada juga tanaman gantung yang kami tempatkan di bawah atap teras untuk memanfaatkan ruang vertikal. Selain menjadi area hijau dan menambah estetika rumah, taman mungil kami juga ternyata mengundang burung-burung liar untuk sejenak singgah, hinggap di ranting pohon, dan berkicau di sela dedaunannya.

Hijau Dedaunan di Waktu Hujan (Sumber: Foto Pribadi)
Hijau Dedaunan di Waktu Hujan (Sumber: Foto Pribadi)

Semoga cerita ini bisa menginspirasi teman-teman untuk mulai menciptakan ruang hijau di rumah sekecil apa pun itu. Sebab, ketenangan sejati sering kali hadir dari hal-hal sederhana yang kita miliki dan syukuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun