Mohon tunggu...
Ferra ShirlyAmelia
Ferra ShirlyAmelia Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mewariskan Kejujuran dan Tanggung Jawab: Pelajaran Berharga dari Uang Kembalian

3 Januari 2025   16:08 Diperbarui: 3 Januari 2025   16:08 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto pribadi

Waktu kami kecil ibu berkata, "Ibu tidak bisa membekali kalian dengan harta, ibu hanya bisa membekali kalian dengan ilmu, belajar yang sungguh-sungguhlah!" Pun cara ibu mendidik kami, sangat tegas dan disiplin. Saatnya sholat kami harus sholat, bahkan tak segan ibu memukul dengan sapu lidi tebah kasur jika kami lalai (sudah dibangunkan tapi malah tidur lagi). Begitu juga saat mengaji sore, begitu sudah Ashar kami harus bergegas bangun untuk mandi, sholat lalu berangkat ke masjid yang jaraknya tidak dekat kala itu. Tak peduli panas atau hujan selagi kami sehat tak boleh bolos atau izin. Tak ubahnya didikan militer, seperti itulah Ibu mendidik kami.


Selain itu, mindset kami secara tidak langsung sudah terbangun sedari kecil dari apa-apa yang sering ibu ajarkan dan nasehatkan. Ibu selalu mengajarkan kepada kami agar menjadi orang yang jujur baik dari segi ucapan, perbuatan, maupun penampilan. Paling tidak suka anaknya gegayaan, terlebih dua anaknya perempuan semua. Perempuan itu sudah ayu, tak perlu kemayu (centil)! Begitulah kurang lebih gambarannya. Ibu juga selalu mengajarkan pada kami agar tidak mudah heran dan takjub memandang apapun itu apalagi iri dengan apa yang orang lain miliki. Terlebih lagi saat itu kami masih anak sekolahan. Ibu menjelaskan secara gamblang jika sepeda/motor, HP atau fasilitas lainnya yang kami dan teman-teman kami pakai itu adalah dari orang tuanya (milik orang tuanya), apa-apa masih bergantung pada orang tua termasuk uang jajan. Maka tak perlu heran dengan apa-apa yang teman kalian punya atau pakai mau sebagus apapun itu. Kalau kalian belajar dan berdoa sungguh-sungguh, saat besar nanti kalian bisa mandiri dan beli sendiri, itu yang keren! Intinya, sedari kecil kami selalu diajarkan hidup apa adanya, tidak neko-neko, punya prinsip dan tidak boleh selamanya bergantung pada orang tua.


Kejujuran dan tanggung jawab juga Ibu ajarkan dalam menyikapi uang kembalian. Jujur saja, saat dulu kecil saya merasa itu berlebihan. Bahkan 100 rupiah pun harus tetaplah kembali. Tidak boleh dipakai jajan apalagi otomatis masuk kantong pribadi. Tapi, seiring berjalannya waktu dan semakin saya dewasa, ternyata saya salah. Justru ada banyak sekali pelajaran berharga yang bisa saya ambil dan semoga bisa menjadi warisan ilmu bagi siapa saja yang merasa tulisan ini bermanfaat.


Jujur dan amanah pada uang kembalian benar-benar mengajarkan pada saya tentang pentingnya menghargai hak orang lain dan menghindari mengambil sesuatu tanpa izin sekecil apapun itu, termasuk milik orang tua kita sendiri. Tentunya hal tersebut sangat mempengaruhi keberkahan hidup kita dan sangatlah terasa manfaatnya ketika sudah bekerja dan hidup bermasyarakat.
Ketika kita mendapatkan amanah dari kantor/teman/tetangga untuk membelanjakan sesuatu, kita tak akan melakukan mark up harga meskipun ditawari oleh penjual dan akan melaporkan kembali dengan jujur berapa total keseluruhan berikut kembaliannya. Konsep kejujuran dan tanggung jawab yang sudah terpatri otomatis akan menjadi benteng kita dalam bertindak. Paham benar jika semua ada hisabnya. Sedikit saja yang haram akan dihisab, apalagi yang banyak. Terlebih jika uang itu bukan hanya kita yang menikmati, tapi juga orang tua dan keluarga kita. Bukan hanya diri kita saja yang halal tersentuh api neraka namun juga menyeret orang-orang yang kita sayangi. Belum lagi beragam problema yang akan hadir dalam hidup kita karena sebab ketidakberkahan harta kita. Na'udzubillah.. tentu saja kita tidak menginginkannya.

Dari uang dan kembalian, kita juga bisa menilai kejujuran & kemuliaan akhlak seseorang dari seberapa amanah ia membelanjakan & mempertanggungjawabkan uang yang ada di tangannya. Yang jujur dan mulia akhlaknya, tidak akan mengambil yang bukan haknya. Karena bagaimanapun, halal haram itu jelas. Gagal melawan hawa nafsulah yang menjadikan abu-abu dan jika terus membiarkannya maka kita pun akan terbiasa dengan yang hitam, tak lagi peka merasai dan sadar jika itu dosa, tak berpikir panjang juga jika akibat buruknya dapat menimpa bukan hanya dirinya tapi juga orang-orang yang dicinta.


Maka, tegas dalam mendidik anak sedari kecil tentang halal haram, boleh atau tidak boleh sangatlah penting adanya. Uang kembalian hanyalah salah satu contoh kecil dari Ibu, hal yang nampak sederhana namun ternyata mampu membawa dampak positif untuk anak-anaknya. Bahkan dampak besarnya kami menjadi sangat berhati-hati terhadap hak orang lain termasuk kepunyaan orang tua kami sendiri, ber-azzam dan bersungguh-sungguh menjaga diri dan keluarga dengan sebenar-benar penjagaan terlebih yang berkaitan dengan halal haram, sekecil apapun nilainya.


Semoga, Allah selalu membimbing dan menjaga kita dengan sebaik-baik penjagaanNya, mencukupkan dengan yang halal, menjauhkan dari yang haram. Sepenuhnya Allah cukupkan kebutuhan kita tanpa bergantung pada selainNya, lebih-lebih pada orang tua kita apalagi sampai menyusahkannya. Sudah saatnya kita membalas bakti pada mereka dengan doa yang tak pernah luput di setiap hari kita dan juga sebisa mungkin dengan materi, semampu kita dan walaupun mereka tidak meminta.. 

Laaquwwata Illa Billah, semoga Allah mudahkan kita menjadi anak yang sholih lagi berbakti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun