Mohon tunggu...
Feibe Aurora Guterres
Feibe Aurora Guterres Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi akt 2023

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2024: Pilih yang Terbaik atau Pilih yang Mendingan?

26 Oktober 2023   00:20 Diperbarui: 26 Oktober 2023   00:37 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padangkita.com di pinterest.

Belakangan ini sedang ramai masyarakat membahas mengenai Pemilu 2024 yang dianggap sebagai era Pemilu terseru karena banyaknya 'drama' dan isu yang memancing masyarakat untuk turut berpendapat mengenai topik ini. Pemilu sendiri adalah kesempatan penting bagi setiap penduduk negara untuk menentukan arah masa depan negara. Saat memilih calon pemimpin, seringkali kita dihadapkan pada dua pilihan: memilih yang terbaik atau memilih yang mendingan? 

Namun, apa sebenarnya perbedaan di antara kedua pilihan ini? Apakah masyarakat lebih cenderung memilih calon yang memiliki visi dan kompetensi yang kuat daripada yang lain, ataukah mereka lebih memilih calon yang dianggap lebih realistis dan 'tidak terlalu jahat' seperti yang sedang ramai disebut sebagai lesser evil?

Menurut saya sendiri hal ini cukup dimengerti, dan saya sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik cukup senang karena dengan ini membuktikan bahwa masyarakat lumayan melek terhadap isu politik terutama pada pemilihan presiden 2024 nanti yang menjadi penentuan untuk Indonesia lebih baik selanjutnya. Serta partisipasi pemilih tahun 2024 nanti didominasi oleh kaum muda sehingga para ketiga paslon sangat gencar mempromosikan diri dengan cara-cara yang mereka anggap dapat menarik hati para generasi muda untuk mencoblos foto mereka di kertas suara tahun 2024 nanti.

Namun, apa sebenarnya alasan masyarakat terutama kaum muda menilai bahwa tidak ada pasangan calon yang mumpuni dan terbaik bagi Indonesia sehingga harus memilih yang mendingan? Menurut saya sendiri setelah saya baca berbagai cuitan opini masyarakat di media sosial dan berbagai sumber di internet, faktor yang menyebabkan hal ini ramai yaitu karena:

1. Kurangnya kepercayaan pada para politisi.

Kurangnya kepercayaan bisa muncul karena janji dari pemimpin-pemimpin sebelumnya tidak ditepati sehingga menimbulkan trust issue masyarakat kepada para paslon manapun yang menawarkan janji ini dan itu walau pada kenyataannya tidak ditepati. Masyarakat sekarang mulai berpikir lebih kritis dan skeptis untuk menghindari salah pilih pemimpin negara yang hanya memberikan janji palsu dan dapat berakibat merugikan negara.

2. Partai yang melatarbelakanginya.

Bagaimana bisa sebuah partai dapat berperan penting dalam pemilihan suara masyarakat? Partai manapun pasti punya pendukung dan pembencinya. Ada partai yang sering terjerat kasus korupsi, ada pula partai yang berprinsip konservatif sehingga tidak cocok dengan masyarakat liberal. Inilah yang menjadi salah satu faktor masyarakat dalam memilih pemimpin, dikhawatirkan partai yang berkuasa nanti akan memerintah sang pemimpin layaknya boneka agar hanya para anggota partai tersebut yang sejahtera, bukan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Independensi pemimpin pun dipertanyakan.

3. Latarbelakang dan kejadian di masa lalu.

Latarbelakang yang baik merupakan nilai penting dalam mempertimbangkan pasangan pemimpin. Sebaliknya jika memiliki jejak masa lalu yang kurang baik maka akan memengaruhi faktor pemilihan masyarakat. Baiklah, semua orang memang tidak luput dari kesalahan, namun bagaimana bisa seorang calon pemimpin malah kabur dan tidak bertanggung jawab dengan baik atas masalah yang pernah terjadi di masa lalu. Hal ini akan terus terbayang bagi masyarakat bagaimana pemimpin ini akan memimpin negara ini nantinya, dikhawatirkan akan mengulangi kesalahan yang sama seperti yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun