Limbah organik rumah tangga dan pertanian menjadi permasalahan di salah satu RW di desa Pangalengan, RW 20 Babakan Empe salah satunya. Mahasiswa IPB melihat limbah pertanian terbuang sia-sia akibat grading dan penyortiran hasil pertanian. Rata-rata kerusakan hasil grading dan sortir kurang dari 70 persen tiap buah hasil panen.
Melihat fenomena tersebut, Mahasiswa IPB memberikan solusi berupa penguraian limbah rumah tangga dan pertanian menggunakan maggot. Selain mengurangi limbah rumah tangga dan pertanian, budidaya maggot di RW 20 dapat memberikan pemasukan tambahan kepada warga yang bersedia melakukan budidaya maggot skala rumah tangga. Maggot tidak hanya berfungsi sebagai pengurai limbah, tetapi juga menghasilkan rupiah.
Sebelum memulai budidaya maggot skala rumah tangga, Mahasiswa IPB melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan cara budidaya maggot hingga proses memanennya. Aqil Fahroji selaku penanggung jawab program kerja menyampaikan dan mendeskripsikan mengenai maggot dan dibantu oleh tiga orang rekan tim yang menjelaskan mengenai siklus hidup maggot, cara budidaya, pemasaran, dan sistem kelembagaan yang akan dilakukan di RW 20. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 23 - 25 Juli 2023. Sosialisasi dilakukan secara bergantian di setiap RT agar masyarakat lebih paham dan leluasa bertanya.
Secara keseluruhan, kegiatan sosialisasi dihadiri oleh 55 warga RW 20 dan disambut antusias. Salah seorang ibu rumah tangga RT02/RW20 bertanya, “maggot ini bisa makan apa saja?”. “Maggot dapat memakan semua jenis limbah organik, baik pertanian maupun rumah tangga. Misalnya, kangkung bekas memasak hingga nasi basi” Jawab Oktavia selaku anggota tim program kerja maggot. Selesai menjawab, Salma selaku anggota tim program kerja maggot menunjukkan video budidaya maggot melalui perangkat digital.
Setelah sosialisasi, setiap Ketua RT diminta untuk mendata warganya yang tertarik budidaya maggot dan menyerahkan ke Ketua RW. Pada 2 Agustus 2023, Ketua RW membagikan bayi maggot kepada warga untuk dibudidayakan dengan sebelumnya melalui Mahasiswa IPB untuk dibantu proses penetasan sebelum dibagikan.
Sebagai bentuk tindak lanjut, Mahasiswa KKN-T IPB berencana menggelar pelatihan membuat maggot kering sebagai bentuk peningkatan nilai jual maggot bersama karang taruna RW 20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H