Mohon tunggu...
Fegy Okfitaningrum
Fegy Okfitaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menyukai bacaan mengenai psikologi, bisnis, dan fakta-fakta dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Penyakit Hewan Ternak di Desa Sentra Ternak Sapi Perah, Jawa Barat

20 Juli 2023   13:00 Diperbarui: 20 Juli 2023   13:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangalengan dikenal dengan alamnya yang indah dan juga sebagai penghasil susu murni dari sapi yang berkualitas. Selain Lembang, Pangalengan telah menjadi salah satu sentra peternakan sapi perah terkemuka di Jawa Barat sejak lama, bahkan sejak zaman Belanda. Masyarakat di Desa Pangalengan banyak yang berprofesi sebagai peternak sebanyak 57 kepala rumah tangga (Situs Resmi Desa Pangalengan, 2023).

Para peternak di Desa Pangalengan bergabung dalam Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) untuk pengembangan peternakan di sana. Namun, beberapa peternak meresahkan beberapa hal, salah satunya yaitu penyakit yang menyerang sapi ternaknya. Penyakit tersebut diantaranya yaitu penyakit kaki dan mulut (PMK), mastitis, LSD, dan antrax. Melihat fenomena tersebut, salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University melakukan penyuluhan kepada para masyarakat terutama kepada ibu ibu agar masyarakat di Desa Pangalengan dapat mengetahui dan menghindari penyakit yang bersumber dari hewan ternak.

Penyuluhan berlangsung di beberapa RW yakni di RW 12, 22, 14, dan 13. Penyuluhan ini dilakukan setelah kegiatan posyandu yang rutin dilakukan di beberapa RW tersebut. Dari kejadian yang menimpa masyarakat di Gunung Kidul,dimana masyarakat disana mengkonsumsi daging sapi yang terjangkit penyakit anthrax, karena masih minimnya pengetahuan mengenai penyakit ternak. Hal ini lah yang menjadi alasan salah satu mahasiswa KKN-T IPB University, yaitu Rhea Syahira Qurratuaini untuk mengadakan penyuluhan penyakit ternak di Desa Pangalengan agar masyarakat tidak mengalami hal yang sama.

Dari ke-4 penyakit tersebut, 2 diantaranya yaitu PMK (Penyakit Mulut Kaki) dan LSD (Lumpy Skin Disease) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Daging yang terjangkit penyakit PMK dan LSD dapat dikonsumsi oleh manusia tetapi dengan ketentuan daging yang terdapat benjolan tidak dapat dikonsumsi (LSD) dengan catatan harus matang sementara jeroan hewan ternak sebelum dikonsumsi harus direbus selama 30 menit. Untuk penyakit anthrax daging dari hewan yang terjangkit tidak bisa dikonsumsi sama sekali baik oleh manusia maupun hewan lain sekalipun. Untuk menghindarinya, hewan ternak yang terjangkit penyakit anthrax harus dikubur karena spora (bakteri Bacillus anthracis) dapat bertahan hingga 40 tahun dalam tanah.

Para ibu yang hadir di posyandu terlihat antusias akan hadirnya mahasiswa KKNT-I IPB yang sedang melakukan penyuluhan tersebut. Salah seorang ibu yang hadir di posyandu RW 14 bertanya terkait apakah penyakit-penyakit tersebut dapat menyerang hewan lain atau tidak karena beliau memiliki peliharaan juga dirumah.  Salah satu mahasiswa menjawab pertanyaan ibu tersebut secara jelas dengan menggunakan bahasa lebih sederhana dipahami oleh beliau. Selain membahas keempat penyakit di atas, ada beberapa ibu juga yang bertanya terkait penyakit lain yaitu rabies. 

"Rabies juga merupakan penyakit yang sedang cukup ramai sekarang dan penyakit ini tidak hanya dijangkit oleh anjing saja, akan tetapi kucing dan beberapa hewan lainnya." Penjelasan dari Rhea Syahira Qurratuaini mahasiswi IPB dari SKHB (Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis). 

Terlihat raut wajah dari ibu-ibu yang hadir sedikit khawatir karena banyak kucing yang berkeliaran di sekitar rumah. Selain itu, anak-anak yang seringkali pegang kucing sembarangan menjadi kekhawatiran dari ibu-ibu tersebut.

"Neng biasanya anak-anak pegang-pegang tuh kucing yang dijalanan, kita cara tahunya gimana ya kalau kucing itu rabies dan gimana cara ngatasinnya?" tanya salah seorang ibu yang hadir dalam penyuluhan. Dengan lugas dan jelas, Rhea Syahira Qurratuaini menjawab bahwa hewan yang terkena penyakit rabies memiliki ciri-ciri seperti lebih galak, menghindari air dan sinar matahari, sering mengeluarkan liur, serta dari matanya terlihat lebih garang. Ketika sudah terlanjur terkena liurnya alangkah lebih baik langsung mencuci tangan menggunakan sabun sebagai upaya dalam membersihkan sekaligus mematikan virus yang ada. 

Dengan adanya penyuluhan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dari warga sekitar terutama ibu-ibu. Selain penyuluhan, kelompok KKNT-I IPB University juga memberikan empat poster terkait masing-masing penyakit hewan ternak kepada posyandu agar dapat ditempelkan dan dibaca oleh banyak orang nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun