Mungkin dari kita ada yang pernah menonton Wreck It Ralph, nah untuk yang belum tahu Wreck It Ralph adalah film yang menceritakan tentang kehidupan Ralph sebagai karakter antagonis dalam game Fix-it Felix Jr. Ralph selalu menjadi orang yang dikucilkan bahkan saat karakter lain sedang mengadakan pesta anniversary game mereka, Ralph menjadi satu-satunya karakter yang tidak diundang karena terus-menerus mendapatkan pengucilan dari teman-temannya, akhirnya Ralph berusaha untuk membuktikan dirinya dengan mencari medali. Ia meninggalkan game Fix-It Felix Jr dan bertemu dengan Vanellope.
Selanjutnya film ini menceritakan tentang petualangan Ralph yang berusaha membantu Vanellope untuk memenangkan balapan dalam gamenya, dibalik sikap Ralph yang baik ternyata ia juga mempunyai kesulitan dalam mengontrol emosinya. Setiap kali Ralph sedang marah ia akan menghancurkan dan merusak hal-hal di sekitarnya dalam kata lain Ralph sebenarnya menunjukkan kepribadian yang emosional yang unstable atau tidak stabil. Perilaku Ralph yang seperti ini sangat mirip dengan perilaku orang yang memiliki gangguan Borderline Personality Disorder.
Apa yang dimaksud dengan Borderline Personality Disorder? Disini akan membahas Borderline Personality Disorder pada karakter Ralph serta di dunia nyata. Borderline Personality Disorder atau singkatnya BPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan ketidakmampuan individu untuk menjaga relasi yang baik dengan seseorang. Biasanya gangguan ini dikaitkan dengan perubahan mood dan perilaku yang impulsif. Di dalam film Wreck It Ralph, si Ralph ini sempat menghancurkan kue perayaan anniversary game fix-it Felix Jr karena dia kesal hanya dia saja yang tidak diundang ke pesta anniversarynya. Hal tersebut disebabkan karena Ralph memiliki perasaan yang sensitif terhadap penolakan. Penolakan yang ia alami merubah pandangan Ralph mengenai dirinya sendiri, ia merasa tidak berharga sehingga orang lain tidak ada yang ingin berteman dengannya, hal ini membuat Ralph menjadi sosok yang mudah cemas dan marah terhadap orang lain.
Perilaku ini kurang lebih sama dengan penderita BPD, mereka cenderung mudah sekali untuk mengalami depresi, kecemasan, dan rasa marah akibat perubahan emosi yang cukup sering. Penderita BPD cenderung sering menyakiti dirinya sendiri dan orang lain.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa salah satu gejala dari BPD adalah perubahan mood atau dapat dikatakan penderita BPD mudah sekali mengalami perasaan marah yang intens. Hal ini ditunjukkan dengan mereka melempar-lempar barang yang ada disekitarnya kurang lebih sama contohnya seperti Ralph yang menghancurkan kue perayaan anniversary.
Selain mengalami perubahan mood, penderita BPD seringkali berperilaku impulsif, maksudnya bagaimana? Jadi perilaku impulsif yang dimaksud adalah perilaku yang dilakukan tidak perlu berpikir panjang karena ingin diterima dan diakui kalau dia tidak seburuk yang teman-temannya pikirkan. Ralph sampai pergi ke game lain, menurutnya dia bisa mendapatkan penerimaan dengan memenangkan game tersebut padahal sebenarnya tindakannya tersebut sangat beresiko karena game Fix-It Felix Jr bisa dimatikan dengan dia melakukan seperti itu.
Pada umumnya, perilaku impulsif yang dilakukan oleh penderita BPD adalah mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan sering menyakiti dirinya sendiri bahkan sampai meninggal dunia karena bunuh diri.
Tidak hanya berperilaku impulsif, penderita BPD juga sering mengalami kesulitan dalam mengenali ataupun memahami identitas diri mereka sendiri sehingga seringkali mereka merasakan hampa. Contohnya, penderita BPD mungkin terlihat ramah dan bisa mengobrol dengan rekan kerjanya tetapi ketika benar-benar dihadapkan dengan pekerjaan mereka cenderung menemui kesulitan karena mereka sendiri tidak memahami makna dari pekerjaan mereka, hal ini menyebabkan penderita BPD mudah merasa terasingkan sehingga dapat menimbulkan gangguan lain seperti kecemasan, depresi, dan ketergantungan atau dependent ke orang lain seperti Ralph kepada venelope.
Untuk penyebabnya sendiri BPD dapat disebabkan oleh trauma karena pernah ditinggal atau diabaikan oleh orang lain, perasaan ini menyebabkan penderita BPD merasa bahwa mereka tidak dapat hidup sendiri. Menurut mereka, orang lain itulah yang dapat meningkatkan harga diri mereka sebagaimana Ralph merasa Vanellope yang dapat meningkatkan harga dirinya. Hal itu juga yang menyebabkan Ralph takut ditinggal oleh Vanellope dan mengerahkan seluruh tenaganya agar Vanellope tidak pernah meninggalkan dirinya, sampai melakukan sabotase sekalipun. Meskipun demikian kita tidak bisa serta-merta langsung menyalahkan Ralph atas perilakunya, karena pada dasarnya penderita BPD sendiri tidak dapat mengontrol perilaku dan jalan pikir mereka. Sejauh ini jika kamu mungkin merasa bahwa kamu mengidap BPD atau mungkin kamu mengenal kerabat yang kira-kira mengidap BPD jangan sampai kamu langsung mendiagnosis dirimu atau kerabatmu sebagai pengidap BPD tanpa konsultasi dengan tenaga profesional.
Jika kamu merasa memiliki permasalahan klinis ini, kamu bisa dan perlu untuk memeriksakan dirimu ke tenaga profesional, karena ketika kamu melakukan self diagnosis ada kemungkinan besar kalau kamu rentan salah. Ketika kamu salah diagnosis, efeknya akan sangat banyak dan tentu berbahaya mulai dari kamu salah memberi dosis obat yang bisa fatal hingga menjadi beban psikologis sendiri.
Tetapi kalau kamu memang sudah didiagnosis mengidap BPD oleh tenaga profesional, penting bagi kamu untuk menerima dirimu apa adanya. Jadilah dirimu sendiri apapun kelebihan dan kekuranganmu, tetapi jangan jadikan ini sebagai alasan untuk tidak memperbaiki diri, karena hal ini sama pentingnya ketika kamu sudah menerima dirimu apa adanya, kamu akan lebih mudah untuk memperbaiki diri karena kamu tahu apa yang terbaik buat dirimu sendiri.
Lalu jika kerabat kamu kira-kira mengidap BPD, apa yang bisa kita lakukan? Sebenarnya Jangan membuat pandangan negatif tentang diri mereka. Jadi kamu Jangan menganggap mereka seperti pengganggu dalam hidupmu, sebaliknya kamu bisa membantu mereka dengan memberikan empati pada mereka, biarkan mereka tahu kalau kamu adalah teman mereka dan kamu ingin mendengarkan cerita mereka secara aktif dan membuat mereka merasa didengar. Selanjutnya arahkan kerabat kamu untuk mengunjungi tenaga profesional, kamu bisa ajak mereka untuk konseling bersama psikolog untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang mereka alami. Melalui konseling kamu menjadi tahu diagnosis permasalahan klinis yang kamu atau kerabatmu alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H