Akhir-akhir ini topik tentang self-love sedang ramai-ramainya dibahas oleh banyak orang, dan sebagian dari kita mungkin sudah sering mendengar ajakan dari orang untuk self love.Â
Atau mungkin kamu sudah menerapkan di kehidupan sehari-hari yang akhirnya membuat banyak orang berpikir bahwa self love itu penting karena dapat membuat percaya diri, bisa memaafkan diri sendiri, move on dari masa lalu, memiliki hubungan yang sehat, dan yang paling penting agar bisa hidup dengan bahagia.
Namun, tahukah kamu bahwa diluar sana masih ada orang yang menganggap kalau self love itu sebenarnya egois, dianggapnya seakan-akan kita mengedepankan diri sendiri dibandingkan orang lain sehingga dampaknya menjadi negatif.Â
Lalu batasan wajar dari self love itu bagaimana? Banyak dari kita yang masa kecilnya sering diajarkan atau diberi contoh oleh orang lain supaya kita menjadi orang yang mengorbankan diri kita demi orang lain karena itu adalah hal yang baik.Â
Dan kita diajarkan seperti itu mungkin memang menjadi kebiasaan kita sampai dewasa, meskipun ujung-ujungnya membuat kita tidak nyaman.
Kebiasaan dan contoh seperti itu sebenarnya sudah umum di kultur atau di budaya orang Indonesia yang basically orang-orangnya banyak sekali yang merasa tidak enakan.Â
Jadi muncul lah banyak orang yang 'yes man' atau people pleaser, dan setiap orang minta tolong kita selalu meng-iya-kan padahal mungkin kita memiliki kepentingan lain.Â
Karena hal ini sudah biasa, maka akan lebih sering mengutamakan orang lain daripada diri sendiri. Jika ini dilakukan terus menerus, akibatnya kita akan lelah sendiri dan mudah dendam dengan orang lain.
Lalu mengapa kita suka tidak enakan seperti itu dan mengapa sampai berpikir bahwa self love itu egois? Sebenarnya hal ini berkaitan dengan istilah Fear of Selfishness, yang mana kamu lebih mementingkan orang lain sebelum dirimu, dan kamu takut untuk memprioritaskan diri karena takut dikatakan sombong, egois, dll.Â
Akhirnya kamu membantu orang lain secara terus menerus, yang mengakibatkan lelah dan merugikan diri sendiri. Dan setelah merasa rugi, muncul lah self love yang dikampanyekan oleh orang-orang bahwa diri kita ini penting untuk dihargai, dicintai, dan penting untuk peduli terhadap diri kita sendiri.Â
Tetapi masalahnya adalah ketika kita mempraktekkan self love, kita malah menjadi berpikir kalau self love itu egois setelah mencoba untuk self love selama beberapa waktu atau malah orang lain yang mengatakan egois ketika kita mulai untuk melakukan self love.