Perkembangan sosial dan emosional merupakan faktor yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Selama ini masih banyak orang tua yang menyepelekan perkembangan emosi anak usia dini, yang tanpa disadari ketika hambatan perkembangan emosi terhambat maka perkembangan sosial dapat berpengaruh.
Perkembangan sosial dan emosi anak memainkan peranan penting dalam hidup seseorang. Pada dasarnya emosi dapat membuat hidup terasa lebih menyenangkan.
Kebanyakan masalah sosial emosional anak disebabkan dari faktor lingkungan, seperti penyiksaan terhadap anak, pengasuhan yang tidak konsisten, kondisi hidup yang penuh tekanan, lingkungan yang penuh dengan kekerasan,atau penggunaan alcohol dan kekerasan fisik yang terjadi dalam keluarga.
Seperti kasus yang saya temui, seorang bayi perempuan yang baru saja dilahirkan oleh orangtuanya. Semenjak bayi perempuan itu lahir sampai dewasa. Orang tuanya menginginkan anaknya tumbuh dengan baik, mengikuti aturan, sehingga mereka tidak mengenalkan sang anak pada dunia diluar rumahnya. Bahkan sang anak dikekang, dilarang jika berada diluar rumah. Anak diharuskkan didalam rumah, bermain sendiri. Padahal bagi anak berteman atau bermain bersama adalah bagian dari proses sosialisasi dan pengalaman berharga bagi kehidupannya di masa yang akan datang.
Sangatlah wajar jika manusia dikatakan sebagai makhluk social, karena sejak lahir hingga maut menjemput manusia sangat membutuhkan orang lain tidak bisa hidup sendiri. Apalagi dunia anak adalah dunia bermain. Sungguh tidak masuk akal jika orang tua terlalu melarang anak untuk bergaul.
Akibatnya hingga kini sang anak selalu takut pada orang asing, tidak pede, tidak bisa berbagi dengan teman, kesulitan saat berkomunikasi, raguuntuk berpendapat dan masih banyak lainnya.
Beberapa buku menjelaskan penyebab kecemasan yang dialami anak yaitu:
1.Orang tua yang terlalu melindungi ( over protective)
2.Orang tua atau siginificant others yang tidak konsisten, yang menyebabkan anak tidak mampu memprediksi sesuatu yang akan terjadi.Â
3. Aturan atau disiplin yang terlalu berlebihan, sehingga menimbulkan rasa cemas pada anak jika melakukan kesalahan karena ada hukuman dan sangsi yang ditakuti anak.
4.Orangtua selalu menuntut kesempurnaan atas prestasi anak, membuat anak selalu merasa dituntut melakukan yang terbaik. Hal ini dapat menimbulkan ketegangan pada diri anak dan membuat anak tidak dapat relaks dalam menghadapi berbagai sesuatu.
5.Anak yang selau mendapat penghargaan bersyarat (conditioning regard), akan cenderung mengalami kecemasan karena anak akan menuntut dirinya sesuai tuntutan dari lingkungan dan membuat anak tidak dapat berekspresi apa adanya.