Manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Allah SWT yang diberi anugerah berupa akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan diberi amanat oleh Sang Pencipta sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Akan tetapi dengan anugerah tersebut terkadang manusia diselimuti berbagai macam masalah. Dengan berbagai masalah tersebut ada yang bisa mereka atasi sendiri atau membutuhkan bantuan orang lain. Pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada individu yang membutuhkan (konseli) itulah yang dinamakan konseling.
Keberhasilan proses konseling ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Gladding dalam Lubis (2011) ada 5 faktor yang mempengaruhi proses konseling, yaitu:
1. Struktur
Struktur adalah susunan proses konseling yang dilakukan konselor secara sistematis mengenai karakteristik, kondisi, prosedur, dan parameter konseling yang disepakati antar konselor dan konseli. Struktur digunakan untuk memperjelas hubungan antara konselor dan konseli, melindungi hak masing-masing, menunjukkan arah, dan sebagai jaminan hasil konseling. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan struktur telah disusun Lesmana dalam Lubis (2011) yakni:
- Time limits (lamanya waktu konseling)Â
- Action limits (batasan perilaku dalam proses konseling)
- Role limits (peran masing-masing pihak dalam proses konseling)
- Procedural limits (batasan prosedur konseling)
- Fee schedules (jadwal pembayaran)
2.Inisiatif
Inisiatif dipandang sebagai motivasi untuk berubah. Konseli yang memiliki inisiatif tinggi akan memudahkan konselor dalam menangani permasalahan yang dihadapinya. Inisiatif biasanya lahir dari konseli yang menyadari bahwa ia harus keluar dari masalahnya dan memiliki keyakinan yang kuat bahwa proses konseling akan berhasil.
3. Tatanan Fisik
Tatanan fisik turut membantu terciptanya suasana proses konseling yang kondusif. Hal yang perlu dilakukan konselor adalah bagaimana membuat ruangan konseling nyaman dan memberi ketenangan pada konseli. Konselor yang profesional diharapkan memiliki keterampilan menyiapkan ruangan yang memungkinkan konseli merasa aman, tenang, rileks, dan nyaman mulai dari dekorasi ruangan, pengaturan tempat duduk, jarak tempat duduk antara konseli dan konselor, dan sebagainya.
4. Kualitas Konseling
Kualitas konseli adalah karakteristik konseli dan kesiapannya dalam menghadapi proses konseling. Aspek-aspek kepribadian konseli yang teridiri dari sikap, emosi, motivasi, harapan, dan kecemasan akan terungkap saat konseli menjalani proses konseling.
5. Kualitas Konselor