Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
Keluarga merupakan dunia pertama bagi seorang anak. Sebagai orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan anak. Orangtua bertanggung jawab terhadap pemenuhan segala kebutuhan anak. Selain itu orangtua berperan sebagai guru pertama dan berperan sangat penting dalam pembentukan sikap, kepercayaan, nilai dan tingkah laku anak.
Banyak kita temui kejadian dalam keluarga antara anak dan orangtua, baik yang buruk maupun menyenangkan.
Banyak sekali artikel-artikel yang menuliskan tentang statement "jangan bentak aku ibu"
Orang tua berbicara kepada anak dengan bentakan, semooh, berbicara kasar, nada tinggi. Apakah wajar?? Sama sekali tidak wajar.
Peran orang tua memang sangat banyak, pikirannya terbagi-bagi antara pekerjaan, mengatur keuangan, rumah, sosial, dan tentunya mendik anak yang menguras banyak tenaga.
Ya, tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi orang gagal. Semua orang tua menginginkan anaknya sukses. Mendidik anak tidak harus dengan keras. Marah atau emosi memang manusiawi tapi tidak berarti boleh diluapkan seenaknya terutama pada anak. Orangtua memarahi anaknya pasti tujuannya baik sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab selaku orangtua. Tapi jika memarahi dengan nada yang tinggi bahkan sampai membentak, itu lain ceritanya.
Pikirkan jika setiap hari bahkan dari bangun tidur pagi, anak dibentak, dimarahi, di cemooh. Apa jadinya sang anak ini? Anak tidak merani berbicara tapi sejujurnya hatinya membara.
Tahukan anda para orang tua, dampak buruk yang terjadi pada anak jika sering dibentak.
1. Memusnahkan sel otak anak
Karena bentakan atau perkataan yang kasar dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga.