Saat ini Indonesia ramai topik "Fatherless" (sosok ayah antara ada dan tiada). Mengapa topik ini sangat ramai di negara Indonesia ini?
Fatherless dalam artian yaitu, tidak adanya peran ayah, hilangnya peran ayah dalam kehidupan, dan biasanya dialami oleh anak. Fenomena Fatherless berbeda dengan anak yang sosok ayahnya telah tiada, fatherless adanya seorang ayah namun tidak dengan perannya, sedangkan ayah yang telah tiada peran dan sosok ayah tidak ada lagi dalam kehidupan sang anak.
Fatherless ini berarti minimnya dan kurangnya peran dan figur ayah bagi seorang anak. Fenomena fatherless contohnya kurangnya komunikasi antara ayah dan anak, ayah yang sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti bermain handphone, sibuk dengan pekerjaannya dan sebagainya. Hal ini membuat sang anak merasa tidak adanya perhatian dari sang ayah, dan hal inilah yang menimbulkan fenomena fatherless yang sedang ramai topiknya di negara ini.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat pola asuh yang kurang terhadap kehidupan sang anak, dan pola asuh dalam keluarga. Hal inilah yang harus diperhatikan dalam berkeluarga, agar tidak menimbulkan fenomena fatherless pada anak. Dalam fenomena ini terdapat upaya-upaya untuk mengatasi terjadinya fatherless yaitu, meningkatkan pola asuh pada anak dan keluarga, sebagai seorang ayah harus memberi sentuhan langsung, sering-sering berkomunikasi pada sang anak, agar tidak terjadinya miss comunication serta membangkitkan kesadaran kondisi rumah. Upaya ini tidak dilakukan oleh sang ayah saja, tetapi sang ibu juga bisa melakukan upaya tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H