Mohon tunggu...
siti farah
siti farah Mohon Tunggu... Mahasiswa - skip

hallo

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Oppenheimer dan Perdebatan Jatuhnya Bom Atom di Jepang

27 Juli 2023   00:26 Diperbarui: 27 Juli 2023   00:33 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Beberapa hari belakangan ini para historian geeks dan film enthusiast seperti sedang merayakan ritual sekaligus momen terbaik mereka di tahun 2023. Semua itu terasa masuk akal dan bisa dimaklumi lantaran tanggal 19 Juli kemarin film biopic berjudul Oppenheimer resmi rilis di bioskop Indonesia. Memang apa spesialnya film ini sampai menimbulkan keriuhan? 

Layaknya sebuah nasi goreng spesial, ia bisa disebut spesial karena aneka ragam komposisi tambahan di dalamnya mulai dari telor, udang, babat sampai ekstra pete. 

Bukan sekadar nasi yang digoreng ala kadarnya lalu dimakan dengan perasaan yang juga sama ala kadarnya. Sama seperti nasi goreng tadil, film Oppenheimer dianggap spesial dan ditunggu-tunggu karena filmnya bercerita tentang sosok pencipta bom atom bernama J. Robert Oppenheimer. 

Dari pemilihan tema dan issuenya saja sudah spesial dan membuat penasaran kan? Masih belum cukup, film yang dibintangi Cillian Murphy sebagai pemeran utamanya itu disutradarai oleh dedengkot sinema andalan kita semua: Christopher Nolan. 

Bisa dibilang pemaparan di atas sudah cukup untuk menunjukkan betapa besarnya daya tarik film Oppenheimer. Hal itu juga belum ditambah fakta-fakta seperti cast yang bertabur para mega bintang, shooting filmnya yang full pakai kamera IMAX sampai-sampai berat gulungan film yang berdurasi tiga jam lebih itu mencapai sekitar 300 kg. Kita juga belum ngomongin soal pemilihan waktu rilis yang bersamaan dengan Barbie-nya Greta Gerwig. Intinya, kombinasi di dalam film Oppenheimer ini memang terasa spesial. 

Tapi kali ini saya tidak akan ngomongin soal adegan di filmnya, apalagi sampai spoiler. Saya juga tidak akan membahas teknik dan jurus apa kali ini yang dipakai oleh Christopher Nolan untuk mengeksekusi konsep ruang-waktu seperti kebiasaan yang dilakukan hampir di seluruh filmnya. Saya cuma mau bahas soal bom atom. 

Kita tahu kalau Oppenheimer pada akhirnya berhasil menyelesaikan tugasnya di Manhattan Project (sebuah proyek rahasia Amerika Serikat untuk riset dan pengembangan selama PD II). Uji coba pada tanggal 16 Juli 1945 di New Mexico yang disebut sebagai Trinity Test itu membuahkan hasil. Amerika kini punya sesuatu untuk mengakhiri perang. 

Awalnya Manhattan Project dibuat karena kekhawatiran Amerika terhadap upaya yang dilakukan Nazi Jerman dalam pengembangan bom atom, tapi Jerman sudah keburu menyerah tanggal 7 Mei 1945 setelah digempur dari dua sisi tanpa perlu dijatuhi bom buatan Oppenheimer itu. Setelahnya adalah catatan sejarah. Amerika tetap menjatuhkan bom, Hiroshima dan Nagasaki jadi sasarannya. 

Bom pertama tanggal 6 Agustus 1945 disebut  jadi pernyataan serius kepada pihak Jepang untuk segera menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Bom kedua tanggal 9 Agustus dianggap sebagai cara Amerika menunjukkan kalau mereka benar-benar punya senjata mengerikan itu. 

Pertanyaannya adalah: memangnya seberapa besar urgensinya sampai Amerika perlu menjatuhkan bom atom sebanyak dua kali ke negara Jepang? Atau apakah Jepang layak dijatuhi bom atom? 

Keriuhan dan perdebatan semacam itulah yang saya temui akhir-akhir ini di beranda sosial media, terutama di twitter. Ada yang menyatakan bahwa Jepang sebenarnya sudah mau menyerah karena sadar sudah babak belur dan tinggal sendirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun