Assalamu’alaykum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim..
“Yang muda yang berkarya, yang muda yang berjiwa besar, yang muda yang berprestasi..” dan masih banyak lagi seruan-seruan bagi kita, pemuda Indonesia. Kadang kita lupa akan makna dari pemuda. Pemuda Indonesia yang cinta akan tanah air, cinta akan budaya dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Indonesia. Pemuda yang tinggi akan nasionalisme, patriotisme dan solidaritas serta peduli akan masyarakat. Namun, banyak dari kita sekarang yang terjebak dalam kemelutnya pergaulan dan pengaruh budaya asing yang semakin merangsek masuk ke Indonesia menghapus budaya ketimuran yang telah kita miliki dalam diri kita masing-masing. Pemuda yang nantinya menjadi pemimpin bangsa, pembangun Indonesia, pengganti bagi pemimpin terdahulu.
Lalu apa usaha kita sebagai pemuda? Apakah hanya dengan berdiam diri dan mengikuti setiap perubahan yang membuat Indonesia semakin memburuk? Tentu tidak. Setiap insan manusia terutama pemuda harus memiliki aksi dalam hidupnya untuk bangsa. Buktikan bahwa pemuda merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Salah satunya dengan mempersiapkan diri menjadi pemimpin bagi bangsa. Pemimpin masa depan Indonesia.
Pemimpin masa depan seperti apa yang diperlukan untuk menghadapi setiap gejolak dan peristiwa di era modern nanti? Bagaimana menjadi pemimpin yang dapat bertahan dan berguna bagi orang-orang yang dipimpinnya? Dan dapat membawa bangsanya ke masa depan cemerlang.
Dari pemimpin sebelumnya kita dapat belajar dan mengutip beberapa pengalaman yang nantinya menjadi guru bagi kepemimpinan setelahnya. Dari sekian banyak masalah yang kompleks dan saling terkait satu sama lain. Lalu bagaimana kita membenahinya? Dengan banyaknya beban yang dipikul, sangat mustahil untuk kita menyelesaikannya. Sangat sulit menjadi pemimpin di masa depan?. Tidak. Semuanya bisa kita hadapi. Semuanya dapat kita mulai dari diri kita sendiri.
Pertama, dengan membenahi diri sendiri, memimpin diri sendiri me-manage setiap hal yang ada di diri kita. Dari emosi, sikap, tanggung jawab, dan waktu. Buat diri kita menjadi seseorang yang baik dalam setiap aspek dan sesuai dengan aturan serta adab yang ada. Karna kita tindak akan bisa memimpin orang lain jika diri kita sendiri belum bisa kita pimpin. Terus belajar dan memperbaiki diri.
Kedua, setelah kita sudah mampu memimpin diri mengatur diri kita sendiri mulailah ajak orang-orang yang ada disekitar kita untuk melakukan apa yang kita lakukan. Utamakan orang yang sangat dekat dengan kita. Seperti sahabat keluarga dan juga teman sepergaulan. Ajak mereka dalam berbuat kebaikan, berbuat sesuatu yang sangat berguna bagi lingkungan kita. Dan apabila menemui kendala, jangan pernah menyerah, teruslah berusaha, karena tidak semua ajakan akan langsung mendapat respon yang baik dari setiap individu yang kita ajak dalam kebaikan. Semuanya membutuhkan proses. Jangan sampai berputus asa dan tetaplah berusaha mengajak dalam kebaikan.
Ketiga, konsistensi. Ini yang dapat menjadi penghalang bagi kita untuk menjadi jiwa pemimpin yang baik. Banyak godaan yang nantinya bermunculan saat kita menjadi pemimpin, dari jabatan, harta maupun aspek lainnya yang dapat melemahkan kepemimpinan kita. Tetap konsisten, dan ingat akan tanggung jawab kita. Ingat diatas segalanya terdapat pemimpin yang paling tinggi yang terus menerus mengawasi dan melihat setiap langkah yang kita ambil. Jangan mudah menyerah. Tetap menjadi insan yang baik, yang telah dipupuk.
Maka, inilah saatnya pemuda yang bergerak, pemuda yang membuat revolusi dan pemuda yang menjadi pelopor dari kebangkitan bangsa Indonesia, pemimpin yang baik bertanggung jawab dan dapat menyejahterakan yang dipimpinnya. Hidup mahasiswa! Hidup pemuda! Hidup bangsa Indonesia!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H