Mohon tunggu...
Feby Arma Putra
Feby Arma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Politeknik PGRI Banten

Writer, educator, Certified Performance Management Profesional, Certified Profesional Human Resources Management

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Belajar Mencintai Pekerjaan Sendiri

9 Desember 2021   21:46 Diperbarui: 9 Desember 2021   21:50 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Love your job but never fall in love with your company". Kalau kita mencintai pekerjaan kita, jelas hidup akan terasa indah, bekerja menjadi lebih menyenangkan. Terus, kenapa kita tidak boleh mencintai perusahaan tempat kita bekerja? Karena sewaktu-waktu bisa saja perusahaan menyingkirkan kita kapan pun. Janganlah menjadi seperti kebanyakan orang yang melakukan pekerjaannya hanya sebagai sebuah rutinitas belaka. Ada banyak kemungkinan penyebab hal tersebut bisa terjadi, tetapi secara umum biasanya disebabkan meraka merasa tertekan dengan pekerjaan yang diberikan. Akhirnya karena tertekan, mereka tentu tidak akan optimal hasil kerjanya. Ketika jam kerja berlangsung orang-orang seperti ini yang dilakukan hanya menunggu waktu makan siang, waktu pulang kerja, hari libur, akhir pekan, atau tanggal terima gaji. Itu kalau kita tidak mencintai pekerjaan kita. Bagaimana cara mencintai pekerjaan kita? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk bisa mencintai pekerjaan kita, antara lain:

1. Ikhlas dalam Bekerja

Ikhlaskan hati kita dalam bekerja, ketika ikhlas pekerjaan akan terasa ringan. Kerja hanya berniat untuk ibadah kepada Allah. Rezeki yang kita dapatkan itu kita niatkan untuk kebaikan diri, keluarga, dan umat, insya Allah jadi ibadah. Niatkan kita bekerja sebagai ibadah.

2. Antusias Terhadap Pekerjaan

Bila tidak suka dengan pekerjaan, tentu tidak akan mudah bagi kita untuk melaksanakan tugas-tugas kantor. Kita akan merasa terbebani dan tersiksa dengan tugas yang diberikan sehingga hasil kerja tidak maksimal. Yang muncul adalah keluhan-keluhan yang akan membuat kita semakin merasa terbebani. Antusiaslah dalam bekerja

3. Lakukan yang Terbaik dan Lebih

Jangan menunda pekerjaan dan bersikap acuh tak acuh dengan hasil pekerjaan. Itu bisa membuat stress dan tertekan. Dengan menunda pekerjaan mengakibatkan pekerjaan itu menjadi semakin menumpuk atau terkena teguran pimpinan. Buat prioritas sehingga semua pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Nilai plus dari atasan dan kepuasan bisa didapatkan bila kita kreatif untuk lebih memperindah pekerjaan kita. Jangan pernah melakukan pekerjaan dengan asal-asalan, tetapi berusahalah untuk memberikan lebih dari apa yang diperintahkan. Bukankah kita juga diperintahkan Allah Subhanahu Wata’ala untuk professional dalam beramal? Di dalam Al-Quran, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, ‚Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.‛ (Qs. Alam Nasyrah: 8)

4. Lihat Sisi Positif

Terkadang memang kita merasa pekerjaan sangat menjenuhkan, tidak pernah selesai, atasan yang kurang bersahabat, atau rekan kerja yang menyebalkan, tetapi cobalah untuk melihat hal positifnya. Bandingkan keadaan kita dengan orang lain yang tidak seberuntung kita. Bagaimana orang-orang yang masih belum mendapat pekerjaan, orang-orang yang pekerjaan lebih berat dari kita, atau bagaimana orang yang penghasilannya tidak sebanyak kita.

5. Teruslah Belajar

Nabi mengatakan, ‚Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang Lahat‛. Jadi, jangan pernah berhenti belajar, meskipun kita sudah bekerja karena belum tentu semua pekerjaan bisa kita lakukan secara baik. Tidak mau terus belajar membuat kita akan kalah bersaing dengan yang lain. Tambahlah pengetahuan dengan mencari tahu lebih banyak dari internet, buku, atau dari orang lain yang lebih memahaminya. Bila memungkinkan, kita bisa juga mengikuti kursus-kursus. Dengan belajar lebih banyak membuat kita mengetahui lebih banyak, dengan mengetahui lebih banyak membuat kita akan lebih mudah melakukan pekerjaan yang diberikan secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun