Mohon tunggu...
Febyana SA
Febyana SA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Sosiologi FISIP Unpad 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Sosiologi dalam Melihat Kesehatan Mental Komunitas

24 September 2024   15:45 Diperbarui: 24 September 2024   15:47 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

              Kesehatan mental tidak hanya menjadi isu individu, tetapi juga masalah sosial yang mempengaruhi kehidupan komunitas. Perspektif sosiologi menawarkan cara untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis dalam suatu komunitas. Melalui perspektif ini, kesehatan mental dilihat sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungan sosialnya, termasuk norma, nilai, dan struktur sosial.

              Dalam bahasan sosiologis, kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis dan sosial di mana lingkungannya berada. Lingkungan sosial, yang mencakup hal-hal seperti stabilitas keluarga, status ekonomi, dan status sosial, memiliki dampak besar pada kesehatan mental individu dan masyarakat. Sebagai contoh, stabilitas mental seseorang dapat terpengaruh besar oleh kondisi ekonomi mereka. Ketidakstabilan ekonomi, pengangguran, dan kemiskinan dapat menyebabkan stress dalam jangka panjang, yang kemudian dapat berakibat kepada kondisi kesehatan mental seperti kecemasan (anxiety) atau depresi. Di sisi lain, masyarakat yang memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya sosial dan ekonomi biasanya memiliki kesehatan mental yang jauh lebih baik.

              Selain itu, pemeliharaan kesehatan mental juga sangat bergantung pada ikatan sosial yang kuat dalam masyarakat. Dukungan emosional yang dibutuhkan seseorang dapat diperoleh dari sebuah komunitas yang suportif, yang dapat berupa hubungan dengan tetangga, keluarga, atau teman. Individu yang memiliki keterikatan yang kuat dengan komunitas telah terbukti lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki masalah kesehatan mental dan isolasi sosial.

              Sosiologi juga melihat bahwa salah satu hal utama yang memperburuk kesehatan mental di masyarakat adalah karena adanya stigma sosial yang melekat khususnya pada individu dengan masalah kesehatan mental. Stigma menimbulkan diskriminasi dan rasa malu, yang dapat membuat orang enggan untuk mendapatkan perawatan atau bantuan yang mereka butuhkan. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan mental dan persepsi yang kurang baik yang memandang penyakit mental sebagai kegagalan pribadi atau ketidakmampuan penderitanya adalah penyebab umum dari hadirnya stigma ini di masyarakat. Orang dengan penyakit mental terkadang dijauhi oleh masyarakat di masyarakat di mana stigma sudah tertanam kuat, yang dapat memperburuk kesehatan mental mereka.

              Tentu saja hal ini berbeda dengan masyarakat yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mental lebih memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung proses pemulihan dan kesejahteraan mental. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya mental health dan upaya mengurangi stigma itu sendiri perlu terus ditingkatkan di masyarakat.

              Struktur sosial berdampak pada layanan penanganan kesehatan mental. Masyarakat kecil, terutama yang berada di daerah yang tidak mampu atau miskin, sering kali kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa yang memadai. Sulitnya akses ke tempat pelayanan kesehatan, harga konsultasi dan pengobatan yang terlampau tinggi, secara domino akan memberikan dampak pada partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mentalnya. Karenanya, pemerintah berperan besar untuk bisa membuat kebijakan-kebijakan yang suportif dan inklusif sehingga dapat meningkatkan keterlibatan publik untuk perawatan Kesehatan mentalnya.

              Dari perspektif sosiologi, kesehatan mental komunitas dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, mulai dari kondisi ekonomi, stigma sosial, hingga akses terhadap layanan kesehatan. Lingkungan sosial yang suportif dan struktur sosial yang inklusif sangat penting dalam upaya perlindungan kesehatan mental pada komunitas. Dengan pendekatan sosiologis ini, upaya untuk meningkatkan kesehatan mental tidak hanya berfokus pada individu, tetapi juga pada upaya kolektif dalam menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan mendukung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun