Topik di atas adalah refleksi dari sebuah kisah nyata mengenai salah satu keluarga di desa asam, yang terletak di india. Pada tahun 1904, kebangunan rohani melanda inggris.Tak lama kemudian, seorang pemuda asal Inggis diutus pergi ke India untuk menginjil. Dia ke wilayah Timur untuk menjangkau desa terpencil. Ia diberitahu untuk kembali karena diketahui bahwa daerah itu sangat kejam. Namun, ia menolak anjuran mereka, karena menurutnya seorang pembunuh kejam pun harus mendengar tentang pengampunan tentang Allah. Pemuda itu pun melakukan penginjilan. Lalu, salah satu penduduk di sana menerima Injil. Berita baik inipun mulai tersebar sampai ke penduduk lainnya.Â
Namun, keadaan tersebut pun didengar kepala suku dan membuatnya menjadi sangat marah. Kepala suku lalu memaksakan keluarga Nokseng untuk meninggalkan iman terhadap Yesus. Nokseng dan keluarganya, lalu  menjawab; " Aku telah memutuskan ikut Yesus, ku tak ingkar." Hal tentu membuat kepala suku menjadi marah dan memaksanya untuk ingkar. Namun, nokseng menjawa lagi; "Walau ku sendiri, ku tetap ikut, ku tak ingkar." Kepala suku pun membuat keputusan untuk membunuh istrinya agar ia meninggalkan imannya. Lagi jawabnya; "Salib di dedan dunia dibelakang." Kepala suku pun membunuh anaknya, dan memaksanya untuk mengikut Yesus.  Jawabnya; Walau ku sendiri, ku tetap ikut." Hal ini membuat kepala suku itu terkejut, namun ia tetap dibunuh. Lihat pada video di bawah ini.
Kisah nokseng, membuka gagasan bagi orang percaya bahwa seperti yang rasul Paulus nyatakan bahwa  hidup bagi Kristus mati adalah keuntungan. Kita percaya bahwa dalam penderitaan karena Kristus, mereka adalah orang-orang yang berbahagia. Injil itu bagaikan hujan, sebagaimana hujan itu turun ia tidak akan kembali ke atas, melainkan mengairi bumi, memberikan tumbuh-tumbuhan. Demikian, pembritaan injil tidak pernah sia-sia. Ekspansi injil dibuktikan dalam kegerakan rohani yang terus nyata sampai sekarang. Berita injil dan ekspansinya mengambil peranan penting dalam sejarah masuknya kekristenan di India. Tidak dapat dipungkiri bahwa, Allah begitu menghargai tindakan Iman nokseng. Bahkan, sekalipun ia harus mati ia telah menabur benih kehidupan disana. Kisah ini pun menjadi berkat melalui lirik lagu yang diangkat melalui pengakuan imannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H