Mohon tunggu...
Feby Kakiay
Feby Kakiay Mohon Tunggu... Human Resources - Kompasianer

Saya sedang mengembangkan diri saya dengan penulisan konten atau artikel di media kompasiana. Saya berharap konten penulisan saya dapat berguna bagi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Punya Dua Iman dalam Gereja? Paham Praktik Okultisme Part 1

10 Mei 2024   20:13 Diperbarui: 10 Mei 2024   20:24 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tentunya, gereja mengajarkan iman yang hanya tertuju pada Yesus Kristus. Lantas, bagaimana jika Iman seorang Kristen tertuju pada hal lain selain yang Utama di Gereja?

Rasanya aneh bila jemaat atau pelayan memiliki dua Iman. Namun, fenomena tersebut sedang marak diperbincangkan karena munculnya Praktik Okultisme.

 Umumnya, dalam masyarakat kebudayaan timur akrab dan terbuka dengan Hal-hal supranatural. Hal ini diduga menjadi salah satu alasan mengapa Okultisme masuk dalam kehidupan manusia.

Apa itu Okultisme? Okultisme berasal dari bahasa inggris yaitu occultism. Diambil dari bahasa latin occultism (rahasia) dan occulere (tersembunyi) yang merujuk pada pengetahuan rahasia. Istilah occult sendiri mencakup berbagai hal secara luas yang dianggap rahasalia, mistik, gaib, metafisik bahkan sering dikonotasikan pada perkara di luar indra biasa.
Sumber Buku
 Penulis: Sarikat Bangun "Praktik Okultisme," Jakarta: Graha Ide Indonesia, 2021.

Seorang yang bernama Hizkia Soewigya, praktik Okultisme adalah segala kepercayaan terhadap kuasa yang berada dalam jiwa manusia, alam semesta (gunung, bintang, matahari, air, angin, batu dan sebagainya.
Sumber Buku:
Hizkia Soewigya, Okultisme, Yogyakarta: ANDI, 2003.

Lalu bagaimana dengan peramal terkenal yang biasa memprediksi peruntungan para artis atau membaca nasib melalui shio, zodiak dan sebagainya? Ikuti pembahasan  selanjutnya mengenai jenis-jenis Okultisme. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun