Mohon tunggu...
Feby Kakiay
Feby Kakiay Mohon Tunggu... Human Resources - Kompasianer

Saya sedang mengembangkan diri saya dengan penulisan konten atau artikel di media kompasiana. Saya berharap konten penulisan saya dapat berguna bagi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Semua Lelaki "Sama Saja" atau " Memang Unik"? Yuk Simak Penjelasannya

10 April 2024   12:52 Diperbarui: 10 April 2024   13:05 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seorang bernama Socrates pernah berkata: "yang dinginkan laki-laki dari seorang perempuan adalah agar perempuan itu selalu memahaminya. Perempuan itu lantas berteriak di muka sang lelaki. Kebutuhan perempuan dari seorang laki-laki adalah untuk dicintai." Ungkapan tersebut sejenak menunjukan adanya perbedaan keinginan dari dua sisi yang berbeda. Kadang-kadang perbedaan itu pula yang memicu pertengkaran tentang diantara mereka.        

Kurangnya pemahaman tentang perbedaan juga menyebabkan kesalahpahaman hingga akhirnya mereka bertengkar. Dari sudut pandang wanita, memahami pria bukan hal yang mudah. Bahkan, hal itu sering menjadi masalah utama dalam hubung di antara pria dan wanita. Hal serupa juga dialami dari sudut pandang pria.  

Memang benar, memahami orang lain bukan hal yang mudah. Memahami adalah sebuah upaya yang juga melibatkan seni. Menurut saya, seni juga dipandang sebagai proses yang dilakukan oleh manusia yang dapat memberikan sebuah validasi bagi sebuah hubungan yaitu ada penerimaan satu dengan yang lain baik yang bersifat positif maupun negatif. Jadi, seni yang saya maksudkan adalah seni memahami pria.

Kebanyakan wanita menganggap pria adalah sosok yang acuh tak acuh, dingin, dan tidak mempunyai kepekaan. Padahal secara umum pria memiliki perasaan yang sama dengan wanita. Bedanya, pria bisa mengontrol perasaanya dan tidak seekspresif wanita.

Seorang penulis buku bernama Claudia Sabrina, dalam bukunya yang berjudul "Seni Memahami Pria" menyatakan bahwa; "Pernikahan yang gagal terjadi karena pria dan wanita tidak saling memahami. Mereka tidak melakukan tanggung jawab utama. Mereka tidak mengerti bahasa cinta. Mereka memasuki pernikahan dengan harapan yang tidak realistis dan tidak memiliki modal pengetahuan tentang cara membangun hubungan. 

Saya akan menjelaskan bagian-bagian  terangkum dalam 14 garis besar pembahasan seni memahami pria. Pada bagian ini, saya membahas bagian pertama yaitu Mengenal Pria. Ada sebuah riset yang dilakukan oleh majalah Men's Health terhadap 1.000 responden wanita dengan rentang usia 21-54 tahun di Amerika Serikat. Tujuan dari riset ini adalah mencari tahu sifat-sifat pria yang dianggap terbaik oleh wanita. Hasil riset menyimpulkan bahwa, wanita mudah takluk dengan pria yang setia, bertanggungjawab, baik, jujur, dan kebapakan karena penyayang dan penyabar.  Selain itu, pria yang berpikiran dewasa akan memegang prinsip bahwa apapun keputusan yang diambil, benar atau salah, didukung atau tidak didukung, akan tetap bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.


  Selain itu, pria juga mempunyai pemahaman tersendiri tentang dirinya dan maskulinitas. Ia menemukan sifat kejantanannya dalam kemandirian, kebebasan dan kepemimpinan. Ia cenderung menggunakan kekuatan, kemampuan, peran, dan prestasi. Ia akan menghindar dengan cara apapun dari perlakukan yang tidak menghargai sifat-sifat tersebut. Untuk itu pada bagian ini, kita dapat mengenal  pria dan keunikannya. Seperti yang saya paparkan diawal, yaitu adanya perbedaan dan kurangnya pemahaman dalam sebuah hubungan.  Paparan diatas menegaskan bahwa "Pria itu unik" karena itulah dia dianggap berbeda dan layak dikasihi. Mengapa? Karena sebagaimana wanita adalah makhluk yang berperasaan dan layak dicintai demikian juga pria.  

Temukan, penjelasan selanjutnya tentang karakter-karakter pria yang adalah bagian kedua seni memahami pria dan keunikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun