Mohon tunggu...
Money

Durian Parung yang Tersisih

14 Mei 2015   11:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:03 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jika anda salah satu pecinta buah durian,pasti tidak asing dengan berbgai jenis durian lokal asal bogor. seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebun durian semakin menghilang berubah menjadi permukiman. produksi durian lokal bogor pun tak lagi banyak. bahkan,beberapa jenis dintaranya mulai sulit ditemukan. sekalinya musim durian, durian lokal bogor itu pun jadi buruan. salah seorang pedagang durian parung, yudistira(31) mengatakan durian parung termasuk durian yang mulai sulit ditemukan.

"setahun hanya panen sakali,biasanya di bulan februari hingga maret. produksi nya juga tidak sebanyak dulu,"ucap yudi. diakui yudi, sebelum tahun 2000 an, durian parung sempat sangat terkenal bersama durian matahari dan durian rancamaya. durian asal parung menurut yudi, banyak di jajakan di sepanjang jalan raya parung kabupaten bogor. bedanya, dulu durian yang dijual hampir semuaya durian parung.namun, sekarang sudah mulai di dominasi oleh durian asal sumatra maupun durian import lain nya.

Durian parung dikenal karena rasa daging buah nya yang lebih legit, manis tapi tidak terlalu giung, serta berbiji kecil. sayang nya, durian parung sedikit lebih lembek sehingga bisa membuat penikmat nya belepotan. pedagang durian asal parung lain nya, slamet mengatakan, meski memiliki daging buah yang tebal, dan rasa yang lebih legit durian parung sulit di olah menjadi es krim durian atau semacam nya. apalagi, bau durian parung tidak semenusuk durian asal sumatra.

Menurut slamet, dulu hampir semua warga parung memiliki pohon durian. namun sekarang, tinggal sedikit bahkan, kebanyakan warga parung tidak lagi mencari penghasilan dari bidang pekebunan melainkan usaha lain seperti buruh pabrik dan pertukangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun