Aku hidup hanya sekali. Dan umurku pun terbatas. Tidak bisa diulang atau diperpanjang. Sekali saja. Karena itu sebenarnya hidupku sangat berarti. Namun, pernahkah aku termenung dan bertanya pada diriku sendiri, apa yang menjadikan hidup ini mengandung arti bagiku?
Banyak anak kecil susah tidur kalau besok ulang tahun. Tetapi penyebabnya berbeda. Kita bukan ingin cepat-cepat ulang tahun, melainkan sebaliknya, yaitu heran mengapa ulang tahun kita begitu cepat datangnya. Rasanya belum begitu lama kita berulang tahun, kok sekarang sudah berulang tahun lagi? Mengapa waktu berjalan begitu cepat? Kita sudah bertambah satu tahun lagi. Aduuuh... kita cepat tua.
Akibat perasaan tambah tua itu, banyak orang dewasa kurang senang merayakan ulang tahun. Ada yang lupa bahwa hari itu hari ulang tahunnya. Atau, barangkali tanpa sadar sengaja melupakannya. Ketika orang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, dengan muka tersipu ia menjawabnya.
Ulang tahun memang menyangkut umur. Apa yang sebenarnya terjadi dengan umur kita pada hari ulang tahun? Apa umur kita diperpanjang ataukah diperpendek satu tahun? Bertambah ataukah berkurang satu tahun?
Ada yang merasa umurnya bertambah satu tahun. Sebaliknya, ada yang merasa berkurang satu tahun. Mana yang benar? Pertanyaan itu sama seperti soal tentang gelas air yang berisi setengah. Apa gelas itu setengah isi atau setengah kosong? Pandangan optimis melihat gelas itu sebagai setengah isi, sedangkan mata yang pesimis melihat itu sebagai setengah kosong. Dua-duanya betul, tergantung cara kita memandangnya.
Apa yang terjadi pada hari ulang tahun adalah kedua-duanya: umur kita bertambah satu tahun dan serempak berkurang satu tahun. Artinya, bila hidup kita ibarat sebuah garis panjang, maka dilihat dari ujung awal, ulang tahun berarti hidup kita bertambah satu tahun. Namun, bila dilihat dari ujung akhir, ulang tahun berarti hidup kita berkurang satu tahun.
Sebab itu pada orang dewasa ulang tahun dapat menimbulkan dua perasaan: girang dan waspada. Girang bahwa umur kita bertambah satu tahun, tapi kita juga menjadi waspada bahwa masa hidup kita berkurang satu tahun.Â
Perasaan bertambah dan berkurang satu tahun itu menjadikan kita sadar bahwa tahun-tahun hidup kita sungguh berharga. Tiap tahun, bahkan tiap hari, sungguh berharga karena jumlahnya terbatas. Kita tidak bisa menambahnya.
Tahun-tahun dan hari-hari itu adalah pemberian Tuhan. Kita tidak dapat membuatnya atau membelinya dengan harga berapa pun. Sebab itu kita patut menghargai tiap hari dan tiap tahun yang diberikan itu dengan sebijaksana mungkin.
"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mzm 90:12).