Pengguna internet di dunia semakin meningkat tiap tahunnya. Tak berbeda nyata, pengguna internet di Indonesia pun juga meningkat bahkan mengalami peningkatan yang tajam pada satu dekade ini. Dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai tak kurang dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, ada 45 juta penduduk indonesia pengguna internet. Diprediksi ada kenaikan sebesar 10% untuk pengguna internet pada tahun 2011 ini.
Berdasarkan data pada tahun 2008 dari World Bank untuk Indikator Pembangunan Dunia, Indonesia menempati urutan ke-7 sebesar 7.9% untuk pengguna internet di kawasan Asia Teng-gara setelah Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam, Thailand, dan Laos. Dalam dua tahun saja peng-guna internet di dunia bahkan di Indonesia melonjak naik. Jika pada tahun 2008 pengguna internet di Indonesia kurang lebih sebesar 17.5 juta orang maka di tahun 2010 pengguna internet mencapai angka 45 juta orang, percepatan yang cukup tinggi.
Lantas apa hubungannya dengan judul tulisan ini? Jelas ada. Karena kehidupan malam dunia maya dihidupkan oleh mereka para pengguna internet, terlepas dari apapun tujuannya.
Perlu kita tahu juga, berdasarkan data dari Kemenkominfo jumlah pelanggan tele-komunikasi di Indonesia menca-pai 170 juta orang dan 85 juta diantaranya adalah pemakai pon-sel dengan layanan internet. Bisa kita bayangkan bahwa kemung-kinan ada lebih dari 30% pengakses internet di Indonesia, baik dari komputer maupun ponsel.
Jejaring sosial
Tanpa disadari, manusia semakin lama semakin berso-sialisasi, mereka bahkan berani menjalin hubungan dengan siapa-pun yang mereka mau tanpa tahu jelas siapa m orang-orang yang ingin mereka kenali. Hal ini tentu sangat jarang kita jumpai di kehidupan keseharian kita. ini hanya dijumpai di dunia maya, di mana orang-orang terkumpul di suatu site cluster dan mereka saling berkenalan dengan orang lain yang belum pernah mereka kenal atau hanya sekedar mencari teman-teman mereka apakah terdaftar atau tidak.
Site cluster ini biasa disebut jejaring sosial (social network). Jika kita mendengar kata-kata itu pasti yang ada di benak kita adalah Facebook. Ya, salah satu jejaring sosial terbesar di dunia ini memiliki pengguna terbesar di seluruh dunia yaitu sekitar 600 juta orang dan 35 juta peng-gunanya ada di Indonesia. Dengan angka itu otomatis membuat Indonesia sebagai negara terbesar kedua—setelah Amerika Serikat sebagai pengguna Facebook.
Berbeda dengan blog, jejaring sosial—Facebook khu-susnya memilki layanan yang lebih atraktif bagi penggunanya.Ada aplikasi games bagi peng-gemarnya, ada layanan online chatting dengan teman yang sudah terdaftar. Inilah yang menjadi salah satu candu bagi para netter—sebutan untuk pengguna internet.
Tapi, akhir-akhir ini jejaring sosial hanya menjadi alat keisengan semata. Banyak orang-orang yang memasang status tidak jelas, apa yang ada di pikirannya tertuang saja tanpa terpikir apa dampaknya. Sampai muncullah berita negaif mengenai alat ini. seperti kasus siswa yang mengomentari gurunya, siswa yang mengomentari sekolahnya dan di D.O karena alasan mencoreng nama baik sekolah. Ada lagi kasus penipuan dan lain sebagainya. Diluar itu semua silaturahim makin meningkat dan penyebaran informasi makin mudah efektif. Itulah sisi baiknya.
Gemerlap dunia maya
Fenomena kehidupan jeja-ring sosial ini menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan. Pasalnya para pengguna internet seolah-olah sudah terkena candu jejaring sosial, bahkan di tiap jamnya mereka mengecek akun-nya. Baik itu melalui komputer saat bekerja maupun dari ponsel. Itulah mengapa beberapa perusahaan memblokir situs Facebook saat jam kerja. Bahkan beberapa universitas juga memberlakukan hal yang sama, seperti di Institut Pertanian Bogor contohnya, akses untuk Facebook hanya dibuka setelah pukul 16.00 sore.
Mungkin siang hari bukanlah waktu yang tepat untuk berselancar bersama teman, namun waktu malam yang cukup panjang dan waktu luang bisa dihabiskan dengan ber-facebook ria bersama teman. Bercengkerama dengan teman mengenai hal-hal yang tidak seberapa penting, bergosip atau bahkan hanya sekedar posting informasi, tanpa ada tujuan yang pasti.
Dunia maya benar-benar hidup saat malam. Contohnya saja pada situs microblogging Twitter.com yang setiap detik banyak sekali Tweet (sebutan untuk post dari pengguna) yang mengantri di halaman muka. Mereka mengobrol seolah-olah lama tidak bertemu atau baru saja kenal. Padahal bisa saja mereka teman satu kantor, satu kelas, atau bahkan sepasang kekasih.
Tak berbeda nyata dengan dunia malam perkotaan. Dunia maya juga menyuguhkan beberapa kesempatan bagi pengunjungnya yang ingin berfantasi.Apapun.
Dunia maya memang sudah menjadi dunia impian tersendiri bagi para pengunjungnya, terutama mereka yang ingin bersosialisasi dengan siapapun yang mereka mau. Mengunjungi situs-situs yang mereka inginkan. Berselancar tanpa batas, memungkinkan kita untuk melakukan apapun yang kita inginkan.
Berharap yang terbaik, berselancar sah-sah saja, asalkan itu tidak merugikan kita dan kita wajib berhati-hati. Taati rambu-rambunya karena dunia maya tetaplah maya. Apapun bisa diakses, termasuk data diri kita yang notabene bisa saja menyerang kita sendiri. Tetap jaga etika dan prinsip berinternet secara sehat.
Febrynands
©2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H