Mohon tunggu...
Febri Handayani
Febri Handayani Mohon Tunggu... -

Wo de mingzi shi Febri Handayani. Wo shangke zhu zai Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Universitas Negeri Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Dulu Itu-Itu Saja yang Dibahas, tapi ...

15 Mei 2012   06:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:16 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin di antara kita tidak tahu jika ada mata pelajaran pendidikan karakter yang dimasukkan ke dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas. Bahwasanya isu ini sudah berkembang sejak beberapa tahun ...yang lalu dan selalu dibahas-bahas saja tanpa ada realisasi nyata. Nah, mungkin di antara kita juga bingung, apa itu pendidikan karakter? Konsepnya seperti apa?

Pendidikan karakter merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan moral dan karakter yang berbudi luhur ke dalam perilaku siswa. Mengingat saat ini, anak-anak muda mulai melupakan Pancasila bahkan tidak hafal. Selain itu, anak muda lebih mencintai budaya-budaya baru dari Barat/ luar daripada budayanya sendiri. Padahal belum tentu budaya luar itu baik untuk pembentukan moral orang Indonesia. Nah, sekiranya dengan pendidikan karakter yang diterapkan di Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi mampu menghalau kemerosotan moral yang terjadi di kalangan anak muda.

Di beberapa kota, pendidikan karakter hanya menjadi isu-isu yang hangat. Namun, ada juga yang sudah diimplementasikan secara nyata ke dalam mata pelajaran. Jika sudah dimasukkan ke dalam mata pelajaran, maka siswa akan diberikan teori-teori yang berhubungan dengan moral, kemudian diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, pendidikan karakter yang diberikan kepada anak muda kiranya hanya sia-sia. Karena moral itu sudah terbentuk sejak usia anak-anak dan melalui lingkungan di sekitarnya. Sekiranya pendidikan karakter yang diberikan pada usia remaja SMA sudah telat, mengingat sulit bagi si remaja itu untuk merubah perilakunya karena terlanjur melekat pada diri seseorang itu. Jika bisa merubah, itu pun hanya hal-hal kecilnya saja yang bisa diubah, sedangkan yang komplek belum tentu mampu. Oleh karena itu, pendidikan karakter ada baiknya diberikan sejak dini. Tak harus melalui pendidikan formal, melainkan bisa diajarkan pada anak melalui orang tua. Cara ini lebih efektif membentuk moral siswa daripada diberikan ketika sudah remaja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun