kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 terbang dari Surabaya menuju Singapura yang jatuh di Selat karimata, Kalimantan Selatan, Minggu 28/12/2014 pagimasih misterius. Pesawat kehilangan kontak dengan pengatur lalu lintas udara pada pukul 07:00 waktu setempat saat sedang terbang di atas laut Jawa.
Saat ini tim SAR sedang berupaya mencari kotak hitam agar mengetahui penyebab pasti terjadinya kecelakaan pesawaat tersebut.
Berbagai dugaan dan kemungkinan muncul setelah ditemukan sejumlah puing dan korban yang sudah menjadi jasad terapung di tengah laut. Namun saat ini dugaan yang paling banyak menjadi bahan perbincanganorang adalah cuaca buruk.
Meskipun demikian, bisakah diterima secara logika apabila cuaca buruk menjadi alasan terjadinya kecelakaan pesawat?Bukankah hampir semua penerbangan sudah bisa mengatasi dan sudah biasa menerjang badai?
Apabila ada cuaca buruk bukankah Petugas ATC ( Air Traffic Control ) bisa berkordinasi dengan pilot agar segera mengalihkan penerbangan? Siapakah yg mengambil keputusan terbang atau tidaknya pesawat? Berdasarkan data darimana pilot bisa mengetahui akan ada cuaca buruk saat pesawat sedang terbang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H