Mohon tunggu...
Febry Salsinha
Febry Salsinha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Universitas Gadjah Mada Fakultas Biologi 2012

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Makropaleontologi di Bidang biologi

31 Agustus 2013   06:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:35 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Makropaleontologi merupakan salah satu cabang Paleontologi yang mengkaji atau mempelajari fosil berukuran makro atau yang tidak membutuhkan alat bantu untuk melihatnya. Fosil makro meliputi  Vertebrata, avertebrata (invertebrate), dan                segala jenis bekas/ jejak yang ditinggalkannya. Mempelajari  Makropaleontologi memberikan manfaat berupa Penentuan umur relatif batuan, penentuan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, mengetahui evolusi makhluk hidup, dan menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan yang mengandung fosil terbentuk.

Berkaitan dengan Biologi, makropaleontologi memberikan manfaat  khusus untuk membantu mengungkapkan teori evolusi makhluk hidup, mengetahui perkembangan sifat  makhluk hidup, pola gerak, dan etologi, juga  membantu rekonstruksi bentuk tubuh utuh organisme  dan habitat ekologi masa lalu.

Fosil mahkluk hidup terutama fosil makro memberikan bukti yang pasti mengenai evolusi. Dari fosil-fosil yang berasal dari berbagai lapisan bumi, ilmuwan dapat merunut proses perubahan yang terjadi pada spesies tersebut. Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga bentuk binatang dapat direkonstruksi secara umum atau untuk mengetahui bagaimana binatang bergerak, yang sangat penting bagi Biologi dalam mempelajari perkembangan sifat dan etologi makhluk hidup terutama kingdom animalia (hewan). Selain fosil jejak, noda-noda pada tulang tempat menempel otot dan ukuran serta bentuk otot, memungkingkan rekontruksi keseluruhan bentuk binatang yang hidup pada ekologi masa lalu (paleoekologi).

Hal menarik yang juga patut diperhatikan mengenai makropaleontologi ialah mengenai fosil yang terawetkan. Kita tahu, bahwa fosil dapat terawetkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan pengawetan bagian keras asli dari organisme juga bagian tubuh asli dari organisme tersebut. Fosil- fosil ini malahan dapat mengandung sisa bahan organik untuk jangka waktu yang lama. Pada beberapa fosil yang berumur lebih dari  300 juta tahun telah ditemukan asam amino dan peptida yang sangat berpengaruh terhadap penentuan kekerabatan makhluk hidup melalui bukti genetis dari senyawa yang masih terawetkan tersebut.

Sebagian besar kecaman terhadap Darwin (penggagas teori Evolusi)  datang terkait kegagalan para paleontologi untuk menemukan missing link, merupakan kelemahan besar bagi gagasan bahwa organisme yang sekarang ini berkembang dari organisme yang ditemukan sebagai fosil. Tetapi seiiring dengan waktu, ahli paleontologi telah banyak menemukan missing link. Fosil Archeopteryx adalah salah satunya, berbentuk peralihan antara burung dan reptilia yang diduga menjadi moyangnya.

Meskipun kita mungkin tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua makluk hidup melalui fosil moyangnya, tetapi adanya fosil makro dan penyebarannya yang telah ditemukan,  telah memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun