[caption caption="Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri) duduk semeja bersama para awak media di acara buka bersama menteri pertanian di Kantor Kementrian Pertanian, Jakarta, Jumat, (10/7)."][/caption]
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menggelar buka puasa bersama dengan anak yatim piatu, wartawan, BUMN, dan asosiasi. Mentan duduk semeja dengan Ketua Serikat Petani Indonesia Henry Saragih, serta pejabat eselon di lingkungan pertanian.
Usai menyantap hidangan buka puasa, Amran bergeser ke meja wartawan. Lalu disalaminya para buruh tinta itu. Ia mulai bercerita mengenai perkembangan harga bahan pokok di pasar. Amran mengaku telah turun langsung ke pasar untuk mengecek harga kebutuhan pokok seperti pangan. Kemudian para awak media bergegas mengeluarkan alat rekam, kamera, pena, dan kertas.
Amran menjelaskan tentang pembicaraannya dengan presiden beberapa hari sebelumnya mengenai harga bahan pokok yang naik setiap tahun. Ia menilai masalah tersebut perlu dicari solusi permanen. Amran berkata, kementan dan Bulog akan membuat toko tani murah di setiap pasar di seluruh Indonesia. Toko tani murah ini bertujuan untuk memutus rantai pasokan dan mengendalikan harga komoditas strategis, seperti beras, cabai, bawang, kedelai, jagung, dan daging. “Kami sudah membentuk tim dengan Bulog untuk membuat toko tani murah. Kita tidak berwacana. Kita akan jalan bulan ini,” ia meyakinkan.
Tingginya harga bahan pangan terjadi karena rantai pasokan yang bahan pangan yang panjang, sehingga berakibat melonjaknya harga komoditas bahan tersebut. Menurutnya Amran, panjang rantai tersebut bisa sampai tujuh rantai. Ia membandingkan lima produk pangan dengan produk unilever di seluruh dunia. “Produk unilever di seluruh dunia ada 1600 item dengan harga yang stabil. Kita cuma mengurus lima produk pangan bisa bikin pusing,” kata Amran.
Setelah mentan bicara soal harga, seorang wartawan dengan nada curiga bertanya kepada mentan, “apa tanggapan presiden ketika pak mentan berkunjung ke pasar, sementara pak mendag (menteri perdagangan Rahmat Gobel) ke petani?” Sebelumnya, dikabarkan bahwa mentan mengecek harga bahan pokok ke Pasar Kramat Jati. Sedangkan mendag berkunjung ke petani bawang di Cibitung. Kedua menteri tersebut dinilai menabrak wilayah tugas masing-masing. Mentan seharusnya turun ke petani sementara mendag blusukan ke pedagang.
Menanggapi itu, Amran mengatakan itu adalah tanda-tanda positif karena bisa bersinergi antar kementrian. Menurut Amran, ia telah berkordinasi dengan mendag melalui telepon. “Aku ke petani ya,” Amran meniru ucapan Gobel. “Aku ke pasar ya.” jawab Amran kepada Gobel. “Tidak ada masalah. Damai itu indah,” kata Amran tertawa.
Amran menjelaskan bahwa pertanian itu ditentukan oleh pemangku kepentingan, seperti Kementrian PU, Kementrian BUMN, dan Bulog. “Kadang menteri PU melihat irigasi, menteri BUMN kadang melihat panen hasil pertanian,” kata Amran. Yang salah itu, lanjut Amran, ketika saya ke pasar, pak mendag melarang bahwa itu wilayahnya. Amran mengaku pertukaran blusukan tersebut setelah ada kordinasi. “Kita ini merah putih. Justru itulah tanda-tanda bagus,” pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H