Mohon tunggu...
Febrizqy FasyassirFisqy
Febrizqy FasyassirFisqy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Memiliki hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Self Diagnosis Merugikan Diri Sendiri

7 Januari 2025   14:59 Diperbarui: 7 Januari 2025   14:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seperti yang kita ketahui, di zaman sekarang teknologi sudah semakin berkembang pesat. Dibalik pesatnya teknologi tersebut pasti juga ada kekurangan yang ditimbulkan. Kekurangan tersebut adalah self diagnose. Self diagnose berasal dari bahasa Inggris, self yang artinya diri sendiri, sedangkan diagnose adalah diagnosis, mendiagnosis. Self diagnose adalah kondisi seseorang dimana seseorang tersebut mendiagnosis dirinya sendiri mengidap sebuah gangguan atau penyakit melalui informasi yang tidak sepenuhnya akurat, seperti teman, keluarga, internet, ataupun pengalaman pribadi. Kesalahan dalam pencarian informasi yang terjadi biasanya mereka tidak melihat sumber terpercaya dan mencocokkan dengan ciri-ciri penyakit yang diderita. Seringkali mereka memamerkannya di media sosial dan tidak memeriksakan lebih lanjut pada tenaga medis ahli, seperti dokter.

Perilaku self diagnose tidak patut untuk dibiarkan terus menerus. Perilaku ini akan berdampak pada Kesehatan diri sendiri. Contohnya saat kita mencari tahu tentang gejala flu. Pasti yang muncul tidak hanya penyakit demam, ada TBC, Covid-19, dan sebagainya. Hal ini yang membuat perasaan seseorang yang mencari menjadi gelisah dan berujung pada self diagnose. Tidak hanya itu, self diagnose sendiri juga terjadi di salah satu platform Dimana platform tersebut menampilkan gejala suatu penyakit berupa video. Pada kolom komentar video tersebut, banyak orang yang melakukan self diagnose dengan kata-kata "ternyata aku juga mengidap penyakit itu", "selama ini aku terkena penyakit ini ya..", dan sebagainya. Sangat memprihatinkan jika salah dalam mendiagnosis yang nantinya berakibat fatal pada pemberian obat. Oleh karena itu, harus bijak dalam mencari informasi yang akurat.

Menghindari informasi yang tidak akurat akan menghentikan perilaku self diagnose. Dengan kemudahan akses dan kecanggihan teknologi sudah banyak orang yang menyebarkan informasi tidak akurat. Dengan demikian, sebagai seseorang yang tumbuh di era digitalisasi harus bisa memilah informasi, tidak menyebarkan hasil self diagnose pada platform media sosial, dan memeriksakan lebih lanjut penyakit yang diderita pada tenaga medis ahli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun