Mohon tunggu...
Febriyan Wahyu putrananda
Febriyan Wahyu putrananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPKn Universitas Negeri Semarang

hobi saya bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja

29 Maret 2023   00:09 Diperbarui: 29 Maret 2023   00:13 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggunaan bahasa gaul remaja sudah tidak bisa lagi elakkan. Di zaman modern ini, semakin banyak istilah, kata, atau kosa kata baru yang muncul dalam komunikasi sehari-hari. Dimulai dengan permainan kata-kata, akronim dari istilah-istilah absurd yang terdengar semakin asing di telinga kita. Apa kata para ahli gaul?

Menurut Sarwono (2004), bahasa gaul adalah bahasa khas anak muda yang kata-katanya dimodifikasi sedemikian rupa sehingga hanya dipahami oleh mereka dan hampir semua anak muda di negara ini dijangkau melalui media massa. Kemudian istilah itu dibentuk, diubah, dan ditambahkan hampir setiap hari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa gaul berarti "dialek bahasa Indonesia informal yang digunakan untuk pergaulan masyarakat tertentu atau di daerah tertentu". Lalu timbul pertanyaan, apakah bahasa gaul itu satu bahasa atau bahasa yang berbeda?

Menurut beberapa literatur (sumber ilmiah) yang disimpan penulis, bahasa gaul merupakan contoh dari beberapa bahasa informal (informal speech) yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh para remaja.

Genre bahasa itu sendiri adalah bahasa Indonesia yang memiliki berbagai jenis yang berbeda dalam tiga hal, yaitu:
Metode komunikasi, bercerita dan topik diskusi. Bahasa gaul sendiri adalah berbagai bentuk kata atau frasa pendek, unik, dan sementara dan bukan merupakan bahasa baku atau formal. Salah satu varian bahasa gaul yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa gaul "sabi". Bahasa ini jelas sudah tidak asing lagi bagi generasi milenial saat ini, bukan?

Istilah gaul ini berasal dari kosakata bahasa Indonesia, hanya pengucapannya yang dibalik . Kosakata ini merupakan kebalikan dari kata "bisa" yang dimaksud dalam bahasa indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bisa adalah mampu (kuasa melakukan sesuatu). Arti lainnya dari bisa adalah dapat. Contoh: Ia bisa membaca, tetapi tidak bisa menulis. 

Tetapi dalam bahasa gaul juga sering kita jumpairemaja yang menggunakan bahasa-bahasa untuk menyerang, menghina, mempermalukan atau membully seseorang. Seperti kata bacot, misqueen, bomat, bajingan, anjing, babi, setan, tolol, sarak, munyuk, asu dan masih banyak varian kata seram lainnya yang tidak nyaman untuk didengar.

Hari ini, sebagai anak muda, saya tidak bisa lepas dari kumpulan istilah ini, bahkan saya menggunakannya beberapa kali dalam kehidupan sehari-hari, tetapi saya tidak terbiasa dengan bahasa yang terlalu biadab (baca liar). Ini canggung, terutama ketika Anda menghina teman Anda sendiri dan melontarkan kata-kata gaul kebun binatang dan banyak kata lainnya kepada mereka.

Yang dapat saya simpulkan dari hal tersebut adalah bahasa gaul dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, selama tidak menyinggung tata krama atau penggunaan bahasa, khususnya penggunaan bahasa untuk "orang tua" harus dilestarikan dengan baik dan ber etika.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun