Usia anak SD berada di generasi Z yaitu lahir tahun 1998-2009 dan generasi A yang lahir tahun >2009 dimana lebih memanfaatkan internet lebih banyak. Karakteristik pada generasi Z dan A memiliki kesamaan yaitu tinggi dalam teknologi dan berinteraksi melalui media sosial. Kemudahan akses internet yang diperoleh siswa SD merupakan bagian dari budaya masyarakat di era digital. Â Setiap individu tidak dapat menolaknya, karena teknologi sendiri berdampingan dalam kehidupan masyarakat, hal ini harus dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan pembelajaran. Guru sebagai agen of change dimana memiliki kedudukan yang penting dalam perubahan kondisi siswa.
Teknologi dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, dimana semua hal itu harus sejalan. Blended learning merupakan salah satu solusi yang bisa dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Menurut Thorne blended learning adalah kesempatan untuk mengintegrasikan inovasi dan teknologi yang ditawarkan oleh pembelajaran daring dengan interaksi dan partisipasi pembelajaran konvensional.
Jika mengacu pada pembahasan diatas, maka pembelajaran blanded learning efektif dilakukan di kondisi saat ini khusus nya pada tingkat sekolah dasar. Â Ada beberapa alasan mengapa model pembelajaran blanded learning ini cocok pada jenjang sekolah dasar, pertama penggunaan blended learning diperlukan, dikarenakan untuk mencegah siswa menggunakan komputer dan telepon genggam untuk hal negatif. Tindakan seperti bermain game, media sosial, dan menonton video secara berlebihan, hal ini sebagai pengalihan tindakan yang bisa dilakukan. Efektif dan efisien nya blanded learning pada tingkat sekolah dasar dapat di sesuaikan dalam penyajiannya, penyajian blanded learning sangat erat dengan gadget atau teknologi. Dari segi kemampuan, anak zaman sekarang banyak yang telah mahir menggunakan gadget, namum penggunaan teknologi ini harus benar benar diperhatikan dan jika di terapkan di tingkat sekolah dasar guru harus memahami karakteristik peserta didik nya agar selama belajar tidak membuatnya jenuh atau tertekan.
Kedua, Pembelajaran blended learning dapat meningkatkan hasil belajar, selain itu dapat pula meningkatkan komunikasi antar siswa sebagai objek pembelajaran. blended learning menghasilkan perasaan berkomunitas antar siswa dari pada pembelajaran konvensional atau pembelajaran dengan sepenuhnya online. Â Pada tingkat sekolah dasar blended learning dapat dikombinasikan dengan metode diskusi dan tutor sebaya sehingga tercipta suasana belajar yang aktif, selain itu metode tersebut dapat menjadi kultur sehingga siswa dapat belajar secara mandiri.
sehingga, pembelajaran blended learning ini dapat efektif dan efesien jika diterapkan pada Sekolah Dasar, yang dimana Blended learning yang diterapkan di sekolah dasar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara on-line dan secara off-line. Â Dalam pembelajaran diharapkan dapat memperluas wawasan siswa dan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta menghantarkan siswa untuk dapat belajar secara mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H