Mohon tunggu...
febriyanti amol
febriyanti amol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Airlangga University

Doctoral Student

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perilaku Konsumen dalam Konser Coldplay: Antara Kesenangan Pribadi dan Pertanggungjawaban Sosial

25 Mei 2023   15:50 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:13 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://coldplayinjakarta.com/

 

Gegap gempita menyambut kedatangan salah satu grup band ternama dan bisa dikatakan sebagai Grup Musik Legend karena masih eksis hingga saat ini dan kualitas lagunya tidak perlu diragukan, siapa lagi kalau bukan Coldplay.  Coldplay merupakan salah satu grup musik pop rock/alternative rock yang berasal dari The Land of Hope and Glory - Inggris yang dibentuk pada tahun 1997 akan menyelenggarakan konsernya pada 15 November 2023 di Gelora Bung Karno Jakarta.

Antusiasme para penggemar musik ini begitu luar biasa, semua informasi terkait coldplay mulai dari harga tiket konser, denah tempat konser bahkan lagu lagu coldplay dijadikan sebagai backsound pada content-content media sosial bertebaran dimana mana. Viva La Vida merupakan salah satu lagu coldplay yang masih eksis hingga saat ini sejak peluncurannya pada tahun 2009 lalu.  Hingga saat ini Coldplay menjadi salah satu bahan perbincangan yang hangat karena perilaku konsumen konser mereka yang kontroversial. Sebagian besar penggemar Coldplay menyukai konser mereka karena merasa terhibur dan terkesan dengan penampilan mereka yang spektakuler. Namun, di balik kesenangan pribadi itu, ada tanggung jawab sosial yang harus dipertimbangkan.

Pada konser Coldplay, kita sering melihat konsumerisme yang berlebihan, di mana orang-orang membeli barang-barang merchandise band, mengantri untuk mendapatkan tiket, dan berkerumun di depan panggung. Dalam hal ini, konser Coldplay tidak berbeda dengan konser-konser besar lainnya di seluruh dunia. Namun, perlu dipertanyakan apakah konsumerisme yang berlebihan ini masih bisa dibenarkan, terutama dalam konteks lingkungan global saat ini yang semakin terancam oleh perubahan iklim. Perilaku konsumer yang berlebihan pada konser Coldplay mencerminkan sifat manusia yang konsumtif. Budaya konsumerisme yang dipopulerkan oleh media dan industri hiburan telah mempengaruhi cara pandang orang tentang kebahagiaan dan kesenangan. Kita sering dijejali dengan iklan-iklan yang menunjukkan bahwa memiliki barang-barang mahal dan mewah akan membuat kita bahagia dan merasa dihargai oleh orang lain. Ini menyebabkan banyak orang terjebak dalam lingkaran konsumerisme yang tidak berkesudahan.

Namun, sebagai masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan planet ini, kita perlu mempertanyakan apakah perilaku konsumer yang berlebihan seperti itu masih sesuai dengan nilai-nilai kita. Konser Coldplay dapat menjadi kesempatan untuk mempertimbangkan kembali nilai-nilai kita dan memilih perilaku yang lebih bertanggung jawab. Ada beberapa tindakan konkret yang dapat diambil oleh orang-orang yang ingin menikmati konser Coldplay tanpa berkonsumerisme berlebihan. Pertama, mereka dapat mempertimbangkan untuk membeli tiket secara online, sehingga mereka tidak perlu mengantri di lokasi konser. Selain itu, mereka dapat memilih merchandise band yang memiliki nilai tambah sosial atau lingkungan, seperti produk yang dibuat dari bahan daur ulang atau didesain untuk mendukung kampanye amal.

Selain itu, penggemar Coldplay juga dapat memilih untuk datang ke konser secara kolektif, menggunakan kendaraan umum atau berbagi kendaraan. Ini tidak hanya membantu mengurangi dampak lingkungan dari konsumerisme, tetapi juga dapat meningkatkan kebersamaan dan rasa solidaritas di antara penggemar band. Sementara ada penggemar Coldplay yang mungkin berpendapat bahwa mereka memiliki hak untuk berperilaku konsumtif selama konser, kita perlu menyadari bahwa setiap tindakan kita memiliki konsekuensi. Konsumerisme yang berlebihan berdampak negatif pada lingkungan dan meningkatkan jejak karbon kita. Selain itu, mungkin ada juga aspek sosial dan etis yang perlu dipertimbangkan.

Konser Coldplay dapat menjadi momen yang baik untuk menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya kesadaran lingkungan dan tanggung jawab sosial. Band ini memiliki platform yang luas dan pengaruh yang besar, sehingga mereka dapat menggunakan panggung mereka untuk menginspirasi penggemar mereka tentang bagaimana menjadi konsumen yang bertanggung jawab dan mengambil tindakan nyata untuk menjaga planet ini.

Dalam hal ini, Coldplay dapat bekerja sama dengan organisasi lingkungan atau amal untuk mengintegrasikan pesan-pesan tersebut ke dalam penampilan mereka. Misalnya, mereka dapat menyediakan area daur ulang yang jelas dan menyediakan informasi tentang tindakan nyata yang dapat diambil oleh penggemar mereka untuk mengurangi dampak lingkungan mereka. Selain itu, Coldplay juga dapat mempertimbangkan untuk meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dalam produksi konser mereka. Penggunaan energi terbarukan dan pengurangan limbah adalah beberapa langkah praktis yang dapat diambil untuk mengurangi dampak konser terhadap lingkungan.

Tidak hanya itu, sebagai band yang memiliki penggemar yang setia dan beragam, Coldplay dapat menggunakan kehadiran mereka sebagai platform untuk mempromosikan keragaman, inklusi, dan keadilan sosial. Mereka dapat memberikan dukungan kepada organisasi atau gerakan yang berkomitmen untuk menyuarakan hak-hak asasi manusia, kesetaraan gender, atau isu-isu sosial lainnya.

Penting bagi kita sebagai konsumen untuk menyadari bahwa keputusan kita dalam membeli tiket dan merchandise, serta perilaku kita di konser, memiliki dampak yang lebih luas daripada sekadar kesenangan pribadi kita. Konsumen memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan positif dalam industri hiburan dan mengarahkan arah yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun